Kendati masih berada di tengah pandemi, industri perbankan termasuk PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengaku optimistis bisa menjaga pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional. Adapun upaya ini didukung juga dengan adanya perubahan dalam tren transaksi perbankan masyarakat.
Direktur Utama Bank BNI, Royke Tumilaar mengungkap pandemi COVID-19 telah berdampak pada keterlambatan pertumbuhan kredit nasional. Kendati demikian, gabungan empat bank milik Negara dalam Himbara yang terdiri dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tetap mampu menunjukkan pertumbuhan yang positif.
"BNI juga menunjukkan positive growth (year-on-year/yoy) Juni 2021 to 4,6%. Sementara pertumbuhan kredit industri perbankan pada Juni 2021 di kisaran 0,6% (yoy)," ungkap Royke dalam Konferensi Pers 'Optimisme untuk Indonesia,' dikutip Jumat (6/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Optimisme akan pertumbuhan ekonomi nasional juga dirasakan Royke dengan adanya perubahan pola transaksi masyarakat.
"Saya bisa sampaikan juga bahwa terjadi perubahan, di dalam pola hidup bertransaksi terlihat perubahan yang cukup signifikan. Digital transaction itu meningkat cukup tajam, data di BNI pertumbuhan user Mobile Banking BNI tumbuh 56,8% yoy," jelasnya.
Dalam konferensi pers yang dilakukan bersama Himbara pada Kamis (5/8), Royke pun mengatakan transaction value dari transaksi digital di BNI mengalami pertumbuhan sebesar 31,8%. Sementara jumlah transaksi digital BNI mengalami pertumbuhan mencapai 54,2%.
"Dengan tren pertumbuhan layanan digital ini juga kami optimis, walaupun dilakukan pembatasan kegiatan masyarakat, transaksi keuangan masyarakat akan tetap berjalan lancar dengan adanya layanan digital," tutur Royke.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini mengungkap pertumbuhan ekonomi nasional kuartal II 2021 tercatat naik 7,07% dibandingkan periode kuartal II 2020 lalu. Adanya pertumbuhan ini memberi optimisme berbagai pihak untuk menjaga pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional sesuai dengan program dan stimulus dari pemerintah.
Royke menambahkan agar seluruh pihak dapat memanfaatkan momentum optimisme akan pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung ini dengan terus menjaga protokol kesehatan. Ia pun berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan tren peningkatan dengan grafik V Shape, bukan W Shape.
"Yang paling penting, prokesnya ini harus bahu membahu tidak hanya pemerintah. Kita semua harus jaga supaya prokes berjalan baik sehingga momentum ekonomi ini bisa kita jaga pertumbuhan, kita tidak ketinggalan dari yang lain dan bisa tumbuh sustain ke depan," imbau Royke.
"Paling penting adalah jaga protokol kesehatan dengan baik supaya kita bisa hidup dengan kondisi yang baru, tren serba online dan digital mungkin itu akan membantu kita semua untuk bertumbuh lebih optimis lagi," pungkasnya.
(akn/hns)