Tekanan Dolar AS Mereda, Mata Uang di Asia Menguat

Tekanan Dolar AS Mereda, Mata Uang di Asia Menguat

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 30 Agu 2021 16:37 WIB
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini masih berada di level Rp 14.100. Dolar AS sempat tersungkur dari level Rp 14.500an hingga ke Rp 14.119 pada Sabtu pekan lalu.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Sejumlah mata uang di Asia tercatat mengalami penguatan. Misalnya won Korea Selatan yang menguat 0,6% dan Ringgit Malaysia.

Untuk Ringgit juga didukung oleh Perdana Menteri baru yang telah mengumumkan kabinet terbaru pada pekan lalu. Perdana Menteri ini diharapkan bisa lebih baik dari pemerintahan sebelumnya dan mampu memperbaiki iklim politik ketika negara sedang berada dalam peningkatan kasus COVID-19.

Analis Maybank menyebutkan Retensi Tengku Zafrul sebagai menteri keuangan diharapkan bisa mengurangi tekanan pasar dengan kebijakan moratorium kredit dan insentif pajak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari reuters disebutkan sebelumnya mata uang mengalami tekanan. Namun hal tersebut mereda ketika Chairman The Federal Reserve Jerome Powell menyebut jika kenaikan suku bunga akan dilakukan secara terukur.

Analis Barclays mengungkapkan pasar berekspektasi positif terkait keputusan tapering bank sentral AS ini.

ADVERTISEMENT

Kemudian untuk Rupiah tercatat menguat 0,3% hingga mencatat level tertinggi selama 3 minggu dan naik lebih dari 1%. Lalu Thailand Baht juga tercatat mengalami penguatan 0,4% hingga mencapai level tertinggi sejak 8 Juli.

Data manufaktur di Thailand tercatat mengalami penguatan hingga 5,12% dibandingkan tahun lalu. Tapi masih di bawah jajak pendapat yang digelar Reuters yakni 11% dan Juni 17,58%.

Tapi, dolar Singapura tercatat melemah meskipun dua minggu lalu sempat menguat 1,2% sejak November 2020.

(kil/dna)

Hide Ads