Indonesia telah bekerja sama dengan beberapa negara untuk transaksi dengan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS). Jadi, negara yang sudah bekerja sama ini tidak perlu lagi ketergantungan dengan dolar Amerika Serikat (AS).
Tak cuma untuk transaksi bilateral, perdagangan atau investasi. LCS ini juga bisa digunakan untuk perdagangan jasa.
Direktur Eksekutif/Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia (BI) Doddy Zulverdi mengungkapkan LCS ini juga bisa digunakan untuk sektor pariwisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa digunakan untuk transaksi ritel di sektor pariwisata. Ini kan berkaitan dengan jasa, sudah diterapkan di Thailand dan Malaysia," kata Doddy dalam taklimat media, Rabu (8/9/2021).
Dengan LCS ini wisatawan Indonesia yang ke Thailand bisa menggunakan mata uang sendiri untuk bertransaksi, begitupun sebaliknya.
Caranya dengan menggunakan QRIS atau QR yang sudah lintas batas negara yang sudah disediakan di toko-toko di negara tersebut.
Doddy mencontohkan, jika dulu wisatawan Indonesia belanja di Malaysia, maka tagihan yang masuk akan menggunakan mata uang lokal Malaysia, dikonversikan ke dolar AS baru konversi ke Rupiah.
"(Sekarang) enggak, tagihan kartu kredit langsung saja konversi ke ringgit Malaysia, di Thailand juga langsung konversikan ke Baht Thailand begitupun sebaliknya," jelas dia.
LCS ini bisa digunakan untuk investasi, dividen, remitansi yang terkait dengan tenaga kerja asing. Indonesia memang sudah bekerja sama dengan beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, China dan Jepang.
Simak Video: RI-China Sepakat Dagang Gunakan Rupiah & Yuan