Pembatasan mobilitas masyarakat selama masa pandemi telah menjadi salah satu pemercepat perubahan perilaku masyarakat, seperti pergeseran ke arah layanan digital. Hal ini pun mendorong perbankan untuk beradaptasi demi memenuhi kebutuhan nasabah.
Evolusi tersebut juga muncul seiring pemutakhiran teknologi yang mendukung aktivitas ekonomi yang juga berdampak pada perubahan preferensi konsumen. Mulai dari Banking Services 1.0 yang berbasiskan Electronic Banking pada periode 1980-1995, hingga sekarang memasuki Banking Services 5.0 yang berbasiskan Open Banking.
Oleh sebab itu saat ini Mobile banking dan internet banking merupakan salah satu layanan perbankan yang sedang naik daun. Karena untuk bertransaksi, nasabah bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi pemilik akun mobile banking atau nasabah juga harus berhati-hati dan melindungi keamanan akun yang mereka miliki. Misalnya dengan menggunakan password atau kata sandi yang aman agar tak mudah dibobol oleh oknum yang tak bertanggungjawab.
Cyber Security Researcher & Consultant Founder Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto password ini menjadi hal yang sangat penting untuk keamanan akun.
"Jangan pernah gunakan password dari kombinasi nama dan tanggal lahir. Itu sangat mudah ditebak. Lalu password juga jangan yang berhubungan dengan yang kita sukai," kata dia dalam acara Edukasi Keamanan Perbankan Digital, Senin (9/8/2021).
Teguh mengungkapkan lakukan verifikasi dua langkah. Misalnya selain one time password juga menggunakan email agar keamanannya berlapis.
"Bisa menggunakan 2 factor autentification atau berifikasi dua langkah ini. Bisa pakai Google authenticator," imbuh dia.
Untuk menyimpan password harus di tempat yang aman. Jangan pernah menyimpan password di notes handphone atau file berekstensi .docx atau .txt. Agar lebih mudah menyimpan bisa digunakan aplikasi 1password atau dashlene atau dropbox password.