Menurut Anas, dia pernah menjual uang plano Rp 100 ribu bergambar Soekarno seharga Rp 40 juta padahal Anas mendapat uang tersebut dari hasil lelang senilai Rp 22 juta. Wow cuan banget kan!
"Uang bergambar Barong juga pernah yang belum diedarkan saya jual Rp 5 juta," imbuh Anas.
Pria 32 tahun ini mengaku awal tertarik mengkoleksi uang kuno karena uang tabungan milik ayahnya, ada uang Rp 100 bergambar Jenderal Sudirman. Dari situ dia melihat keunikan uang kuno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mau tak belikan sudah nggak laku, akhirnya tak koleksi saja. Kan uang kuno juga menyimpan sejarah," terang Anas.
Warga Desa Bajang, Kecamatan Mlarak itu menambahkan dia pun menambah koleksi dari Komunitas Numismatik yang berasal dari Surabaya, Jakarta, Probolinggo, Malang, Palembang, dan Bukit Tinggi.
"Uang kertas Dai Nippon tahun 1940 ada, uang koin tahun 1612, 1818 juga ada," jelas Anas.
Biasanya, Anas melayani pembeli untuk dijadikan mahar nikah atau mas kawin. Yang jadi incaran uang nilai Rp 1 dan Rp 5.
"Kisaran harga Rp 200 hingga 500 ribu, tergantung kondisi uang," papar Anas.
Tak hanya uang kuno, Anas ternyata juga mengkoleksi uang baru. Namun uang baru miliknya tipe uncut. Uang ini punya sertifikat juga lho.
"Uang ini berseri, uncut namanya atau bersambung, ada sertifikatnya juga. Saya koleksi dari Rp 1.000 hingga Rp 100 ribu," pungkas Anas.
(eds/eds)