Ngeri! Mata Uang Myanmar Babak Belur Sampai Anjlok 60%

ADVERTISEMENT

Ngeri! Mata Uang Myanmar Babak Belur Sampai Anjlok 60%

Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 11 Okt 2021 12:25 WIB
Myanmar: Rakyat dihantui kelaparan akibat Covid dan ketidakstabilan politik, sistem perbankan di ambang kehancuran
Ilustrasi/Foto: BBC World
Jakarta -

Mata uang Myanmar, kyat hancur-hancuran. Di penghujung September lalu nilai mata uang tersebut jatuh sebesar 60% sejak awal bulan. Itu terjadi di tengah-tengah ekonomi Myanmar yang babak belur sejak kudeta militer delapan bulan lalu.

"Ini akan mengguncang para jenderal karena mereka cukup terobsesi dengan tingkat kyat sebagai barometer ekonomi yang lebih luas, dan karenanya mencerminkan mereka," kata Richard Horsey, pakar Myanmar di International Crisis Group disadur detikcom dari The Economic Times, Senin (11/10/2021).

Kekurangan pasokan dolar AS di Myanmar semakin memburuk sehingga beberapa penyedia jasa penukaran uang telah menutup usahanya.

"Karena ketidakstabilan harga mata uang saat ini ... semua cabang Northern Breeze Exchange Service ditutup sementara," kata money changer di Facebook.

Mereka yang masih beroperasi mengutip tarif 2.700 kyat per dolar AS di akhir September lalu dibandingkan dengan 1.695 kyat pada 1 September dan 1.395 kyat pada 1 Februari ketika militer menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis yang dipimpin oleh Peraih Nobel Aung San Suu Kyi.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Senin, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Myanmar akan merosot sebesar 18% tahun ini, sebagian karena pandemi, dan mengatakan Myanmar akan menghadapi kontraksi besar-besaran dan jumlah orang miskin di negara itu akan meningkat.

"Semakin buruk situasi politik, semakin buruk nilai mata uangnya," kata seorang eksekutif senior di sebuah bank Myanmar, yang menolak disebutkan namanya.

Dalam beberapa bulan segera setelah kudeta 1 Februari, banyak orang mengantri untuk menarik tabungan dari bank dan beberapa membeli emas, tetapi seorang pedagang perhiasan di Yangon mengatakan banyak orang yang putus asa sekarang mencoba untuk menjual kembali emas mereka.

Lihat juga Video: Sorotan Jokowi soal Konflik Myanmar Hingga Palestina di Sidang PBB

[Gambas:Video 20detik]



(toy/eds)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT