BI Klaim Rupiah Mata Uang Terbaik di Asia

BI Klaim Rupiah Mata Uang Terbaik di Asia

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 06 Des 2021 19:31 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sempat diperdagangkan di level Rp 10.400 pada pagi tadi kini bergerak liar hingga level Rp 10.700. Pihak BNI pun mematok harga jual di Rp 10.950 per dolar AS. Berdasarkan kurs jual yang tercatat di website BNI hingga pukul 12.00 WIB, langsung menaikkan kurs jualnya di level Rp 11.050.
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mengklaim bahwa rupiah merupakan salah satu mata uang terbaik di kawasan negara berkembang di Asia (emerging Asia). Hal itu dinilai dari kecilnya depresiasi yang dialami rupiah dibanding mata uang negara lain.

"Kita termasuk sekarang di Asia, khususnya emerging Asia, termasuk currency terbaik," kata Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo dalam webinar 'Presidensi G20 - Manfaat Bagi Indonesia dan Dunia', Senin (6/12/2021).

Dody menyebut bank sentral mampu menstabilkan nilai tukar termasuk saat pandemi COVID-19. Meski level nilai tukar rupiah relatif berubah dan sedikit meninggi, volatilitasnya disebut tetap terjaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan paparannya, depresiasi rupiah hanya berada di kisaran 1,3% sampai 1,6%. Hal itu berbeda jauh dengan depresiasi mata uang lainnya seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura yang mencapai dobel digit.

"Jangan bicara level ya. Jangan bicara kemarin Rp 13.300 (per dollar AS), besok Rp 13.400. Tapi tolong dilihat volatilitas dari sisi pergerakan nilai tukar," sebutnya.

Dody berharap BI bisa terus menjaga nilai tukar dengan menahan tingkat inflasi tidak melonjak terlalu tinggi seperti di negara-negara maju. Pihaknya akan berkoordinasi dengan TPI/TPID agar pasokan barang (suplai) mampu menangani permintaan yang meningkat.

ADVERTISEMENT

"Inilah strategi kita tanpa harus utak-atik masalah suku bunga. Mudah-mudahan nggak ada tekanan yang besar dari sisi inflasi. Sudah jelas, stance kebijakan moneter akan berubah menjadi pro stabilitas di tahun 2022 bila tekanan muncul kepada inflasi," pungkas Dody.




(aid/zlf)

Hide Ads