Digitalisasi perbankan saat ini dinilai sebuah keniscayaan. Tanpa ikut perkembangan zaman di era digitalisasi ini, seperti sektor industri lain, perbankan akan kian ketinggalan.
Hal itu dikatakan oleh Direktur Eksekutif Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto.
"Bank-bank harus mulai beradaptasi dengan perubahan ekosistem karena hal ini merupakan keniscayaan dan bank yang tidak memanfaatkan layanan digital akan ditinggal," katanya, Rabu (15/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, salah satu bentuk bank-bank sudah masuk era digitalisasi adalah berkurangnya kantor cabang bank.
Menurut dia, OJK akan memberikan ruang untuk transformasi bank digital melalui regulasi maupun pengawasan agar proses bisnis baru ini tidak merugikan nasabah dan mampu menjaga keberlangsungan bank.
Hal itu diamini oleh Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy. Dia mengatakan, digitalisasi adalah tuntutan zaman yang mana wajib diikuti oleh perbankan.
"Digitalisasi itu tuntutan zaman, kita siap menuju ke sana, dan mulai untuk ke depannya, agar posisi kita bisa lebih bagus lagi," kata Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy dalam Webinar di Jakarta, ditulis Rabu (15/12/2021).
Fidri mengatakan, bank mau tidak mau harus masuk layanan digitalisasi untuk kian memudahkan nasabah. Perkembangan zaman yang semakin pesat ditambah kebiasaan masyarakat yang sudah beralih dari offline menjadi online, membuat perbankan harus siap menangkap peluang itu.
Ia mencontohkan salah satu layanan digital yang dapat dioptimalkan untuk mendorong kepuasan nasabah adalah aplikasi pinjaman yang dalam memroses pengajuan pembiayaan dalam waktu cepat.
"Bank DKI terus berupaya menjaga ekosistem digital dgn tetap berkomitmen pada digitalisasi pada protfolio UMKM dan transformasi dengan fitur-fitur yang banyak untuk bisa bersinergi dan berkolaborasi untuk peningkatan digital yang lebih baik," katanya.
Untuk mendukung layanan digital tersebut, ia juga memastikan adanya penguatan dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), terutama yang mampu beradaptasi dengan sistem teknologi digital.
"Kekuatan kami adalah kombinasi dari jasa atau servis dengan digital. Kami akan mengembangkan kombinasi dari sisi TI dan manusia, karena harus membangun tantangan kerja berbasis digital," katanya.
Bank DKI pun menargetkan akan lebih banyak menggaet nasabah milenial yang dinilai lebih dekat dengan perkembangan teknologi digital.
"Karena pada saat sekarang jarang ada generasi milenial yang setia, nanti kita upayakan bagaimana yang posisi tidak setia, kita bikin setia dan kita sentuh nuraninya," katanya.
Lanjutkan membaca -->
Salah satunya adanya kemampuan dana pihak ketiga dari generasi milenial yang terbatas karena kecenderungan menabung yang kecil dibandingkan generasi tua.
"Milenial memang mengadopsi digital dengan lebih baik, tapi volume transaksinya lebih kecil. Sedangkan deposan besar yang senior dan punya dana kakap berada di bank-bank umum dan tradisional," katanya.
Simak Video "Cetak Inovasi! SPE 2025 Pamerkan Teknologi Percetakan Terkini"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/dna)