Mengangkut uang atau cek dengan kapal atau pos yang diantarkan kuda bisa memakan waktu berbulan-bulan. Penemuan telegraf selanjutnya memungkinkan para pedagang menggunakan Western Union untuk transfer uang sejak tahun 1851.
Sistem transfer duit semakin cepat pada periode 1950-an. Bank mulai menggunakan kartu kredit. Sehingga, seseorang tidak perlu lagi menulis cek dan mencatat jumlahnya secara terpisah untuk setiap pembelian.
Satu dekade kemudian, bank memperkenalkan ATM. Kehadiran ATM memberi orang pilihan untuk menyetor dan menarik uang tunai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 1973, bank menciptakan Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) yakni jaringan pesan global untuk mengirimkan instruksi pengiriman uang secara efisien.
Selanjutnya, kehadiran internet menghadirkan sistem pembayaran baru termasuk PayPal dan OFX (berganti nama dari OzForex). Keduanya diperkenalkan pada tahun 1998.
Perjalanan sistem transfer duit tak berhenti di situ. Seiring berkembangnya teknologi, kemudian muncul teknologi blockchain yakni buku besar yang menciptakan catatan dimana catatan itu tidak bisa dihapus dan dipalsukan. Blockchain ini sendiri erat kaitannya dengan aset kripto.
Jack Vonder Heide, presiden Technology Briefing Centers, melihat masa depan teknologi ini cerah ke depannya.
"Semua jenis aset dapat diberi token. Jika Anda memiliki kapal, Anda bisa menjual saham kepada orang lain dengan sangat cepat tanpa hak atau dokumen apa pun," katanya.
Simak Video "Daftar 21 Bank dengan Biaya Transfer Cuma Rp 2.500"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/zlf)