Bank sentral China memangkas suku bunga acuan. Pemangkasan ini dilakukan karena pada kuartal terakhir ekonomi hanya tumbuh 4%.
Biro Statistik Nasional China mengungkapkan, secara tahunan ekonomi tumbuh 8,1%. Namun masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi misalnya penjualan ritel yang turun menjadi 1,7% akibat varian baru COVID-19.
Dikutip dari BBC, Selasa (18/1/2022), ekonom menyebutkan jika varian Omicron ini memang turut memukul industri jasa secara signifikan. Terutama untuk konsumsi yang dilakukan secara online juga sektor transportasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
People's Bank of China (PBOC) memangkas bunga acuan menjadi 2,85%. Ini merupakan penurunan pertama sejak April 2020 lalu.
Baca juga: Ekonomi China Melesat 8,1%, Kebal Pandemi? |
Prospek ekonomi China saat ini masih dibayangi ketidakpastian karena adanya pembatasan kegiatan yang turut mempengaruhi bisnis, kesehatan, keuangan dan sektor properti di China.
Saat ini sektor properti di China juga sedang mengalami gonjang-ganjing akibat kasus Evergrande yang sedang menghadapi krisis utang.
Tak cuma bank sentral China, Federal Reserve AS juga telah memberikan sinyal untuk menyesuaikan suku bunga. Namun bank sentral AS ini berencana untuk mengerek bunga acuannya.
Bank of England menaikkan suku bunga pada bulan lalu untuk pertama kalinya dalam jangka waktu tiga tahun. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kenaikan harga di negara tersebut.
(kil/zlf)