BI Pede Omicron Nggak Bakal Ganggu Pemulihan Ekonomi RI

BI Pede Omicron Nggak Bakal Ganggu Pemulihan Ekonomi RI

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 20 Jan 2022 19:15 WIB
Presiden dan CEO Federal Reserve of New York John Williams (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menghadiri acara Central Banking Forum 2018 di Hotel Conrad, Benoa, Bali (10/10/2018).
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) meyakini kasus Omicron yang terjadi saat ini tidak akan mengganggu proses pemulihan ekonomi nasional.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan saat ini penanganan kasus COVID-19 dan penyebaran Omicron sudah dilakukan dengan baik oleh pemeirntah dan satgas.

Mulai dari protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi untuk masyarakat baik dewasa maupun anak-anak. "Ini penting agar cepat tercapai herd immunity, daya tahan lebih kuat dan sementara kita secara bertahap membuka sektor ekonomi," kata dia dalam konferensi pers, Kamis (20/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perry menjelaskan hal ini perlu didukung oleh banyak pihak selain itu juga harus diimbangi dengan kehati-hatian.

Menurut Perry ekonomi Indonesia saat ini mulai berjalan dengan baik tercermin dari tetap kuatnya kinerja ekspor. Lalu mulai meningkatnya konsumsi masyarakat apalagi dengan adanya pembukaan dan aktivitas masyarakat yang terus meningkat.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya langkah bersama Komite Stabilitas SIstem Keuangan (KSSK) untuk mendorong pembiayaan dan kredit dari dunia usaha.

Apalagi BI juga sudah merespon dengan berbagai kebijakan moneter dan stabilisasi rupiah. BI juga melakukan relaksasi kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan memberikan insentif untuk bank yang menyalurkan kredit pada sektor prioritas.

Pertumbuhan ekonomi diprakirakan meningkat ke kisaran 4,7-5,5% pada 2022, sejalan dengan akselerasi konsumsi swasta dan investasi, di tengah tetap terjaganya belanja fiskal Pemerintah dan ekspor, meski risiko kenaikan kasus COVID-19 perlu terus diwaspadai.

Prakiraan tersebut didukung oleh mobilitas yang terus meningkat sejalan dengan akselerasi vaksinasi, pembukaan ekonomi yang semakin luas, dan stimulus kebijakan yang berlanjut. Kinerja lapangan usaha (LU) Utama, seperti industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan pertanian tumbuh meningkat.

Secara spasial, perbaikan ekonomi diprakirakan terjadi di seluruh wilayah terutama Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Balinusra seiring dengan tetap kuatnya kinerja ekspor, perbaikan permintaan domestik, dan kinerja LU Utama.

Ekonomi Global

Pemulihan ekonomi global diperkirakan berlanjut di tengah kenaikan kasus COVID-19 varian Omicron, tekanan inflasi yang tinggi, dan percepatan normalisasi kebijakan moneter di beberapa bank sentral.

Pemulihan tersebut diproyeksi akan berlangsung lebih seimbang, tidak hanya bertumpu pada Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, namun juga disertai dengan perbaikan ekonomi Eropa, Jepang, dan India.

Perbaikan yang terus berlangsung dikonfirmasi oleh kinerja sejumlah indikator pada Desember 2021 antara lain Purchasing Managers' Index (PMI), keyakinan konsumen, dan penjualan ritel yang tetap kuat.

Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi global tetap berlanjut hingga mencapai 4,4% pada 2022.

Volume perdagangan dan harga komoditas dunia masih meningkat, sehingga menopang prospek ekspor negara berkembang.

Ketidakpastian pasar keuangan global masih berlanjut sejalan dengan percepatan kebijakan normalisasi the Fed sebagai respons tekanan inflasi di AS yang meningkat sejalan dengan gangguan rantai pasok dan kenaikan permintaan, serta tingginya penyebaran COVID-19 varian Omicron. Hal tersebut mengakibatkan terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia.


Hide Ads