Jakarta -
Bank Indonesia (BI) dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) menggelar kegiatan Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022 menggunakan armada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).
Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim mengungkapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, BI diberikan amanat dan kewenangan oleh negara untuk melakukan pengelolaan uang rupiah, yang meliputi perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan serta pemusnahan uang rupiah. Pengelolaan uang rupiah juga merupakan salah satu tugas BI untuk mendukung tujuan stabilitas nilai rupiah.
Dalam pengelolaan uang rupiah termasuk di dalamnya pengedaran uang, BI mempunyai misi untuk menyediakan uang rupiah di seluruh wilayah NKRI dalam jumlah yang cukup, dengan jenis pecahan yang sesuai kebutuhan masyarakat serta dalam kondisi berkualitas dan layak edar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BI memandang bahwa kebutuhan jumlah uang di seluruh wilayah NKRI wajib dipenuhi karena dengan itu BI dapat memastikan uang rupiah beredar dan digunakan di seluruh wilayah NKRI.
"Pengedaran dan penggunaan uang rupiah di seluruh NKRI merupakan hal penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena rupiah bukan saja sebagai alat transaksi pembayaran, tetapi Rupiah juga merupakan identitas dan alat pemersatu bangsa dan menjadi salah satu simbol kedaulatan bangsa sebagaimana ditegaskan dalam UU Mata Uang," kata Marlison dalam keterangan resmi, Jumat (4/2/2022).
Kegiatan ekspedisi ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat Indonesia yang berada di wilayah Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T) untuk mendapatkan uang layak edar.
Dia menyebutkan ini sebagai bagian dari Perjanjian Kerja Sama antara BI dengan TNI AL mengenai pendistribusian, pengamanan, dan pengawalan rupiah dari dan ke BI atau perwakilan BI serta wilayah perbatasan, 3T di NKRI.
Dimulai di lima pulau. Cek halaman berikutnya.
Dimulai di 5 Pulau
Marlison menyebut ekspedisi ini dimulai dengan mengunjungi lima pulau yang berada di Provinsi Kepulauan Riau pada 31 Januari 2022. Selain Provinsi Kepulauan Riau, sepanjang 2022, kegiatan ini juga akan dilaksanakan pada 76 pulau yang berada di wilayah 15 provinsi lainnya, yaitu Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Maluku, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat.
Selain sebagai upaya untuk memastikan ketersediaan uang Rupiah yang layak edar di masyarakat, kegiatan ini juga sekaligus sebagai upaya mengedukasi masyarakat mengenai gerakan Cinta, Bangga, Paham Rupiah (CBP) dan pelaksanaan Program Dedikasi untuk Negeri Bank Indonesia sebagai wujud nyata ajang bela negara yang melibatkan pegawai Bank Indonesia dari berbagai wilayah.
BI akan senantiasa memastikan ketersediaan uang Rupiah yang berkualitas dan layak edar guna mendukung kelancaran aktivitas perekonomian, serta memperkuat koordinasi antar kementerian dan lembaga (K/L) untuk memastikan uang rupiah beredar dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI.
Marlison mengatakan Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia yang tersebar di 17.499 pulau dan wilayah perbatasan yang sangat luas dengan 11 negara tetangga, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas perairannya yang mencakup 70% dari luas wilayah NKRI.
Dengan kondisi tersebut terdapat tiga tantangan utama BI dalam mengedarkan rupiah. Pertama, adalah kondisi geografis NKRI yang memiliki ribuan pulau dengan keterbatasan infrastruktur sehingga mempengaruhi jangkauan BI dalam menyediakan uang kepada masyarakat, termasuk di antaranya untuk kepulauan di wilayah 3T.
Kedua, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memperlakukan uang. Tercermin dari uang tidak layak edar karena lusuh yang disebabkan sering dilipat, dibasahi, maupun distaples.
"Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas uang rupiah kita. Dalam konteks ini, tantangan ini perlu kami jawab dengan edukasi," jelas dia. Ketiga, penggunaan uang selain rupiah sebagai alat pembayaran khususnya di wilayah perbatasan.
Sejak 2011 sampai dengan 2021, BI dan TNI AL telah melaksanakan 76 kali kegiatan Kas Keliling 3T dengan 399 pulau 3T terkunjungi.
Pada tahun 2022 BI dan TNI AL bersepakat untuk memperluas jangkauan layanan kas keliling dengan program yang lebih terpadu dengan mengusung tema Ekspedisi rupiah Berdaulat 2022, di mana pada 2022 akan dilaksanakan kegiatan kaskel 3T sebanyak 16 kali di 16 provinsi dengan target 81 pulau yang dikunjungi.