Layanan transaksi digital semakin berkembang pesat di Indonesia. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkap ada beberapa inisiatif kolaborasi untuk memperkuat layanan pembayaran digital baik itu digital banking, fintech, hingga e-commerce. Pertama, percepatan konsolidasi industri sistem pembayaran.
"Reformasi aturan menginginkan sistem pembayaran juga sekaligus memperkuat industri, kerja sama antara digital banking, fintech, dan e-commerce membentuk ekosistem yang membangun unicorn-unicorn atau lebih decacorn," katanya dalam acara G20 Finance Track Side Event, Senin (144/2/2022).
Kedua, mengembangkan infrastruktur sistem pembayaran dengan 3I, yakni interoperability, integration, dan interoperation. Perry mengatakan infrastruktur yang telah dibangun yakni pengadaan QRIS, BI-Fast untuk layanan transaksi digital banking. Kemudian ada SNAP yang merupakan Standar Open API Pembayaran untuk memperkuat interlink perbankan dan fintech.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misi pada 2022 QRIS menuju 15 juta pengguna baru," tulis paparan Perry.
Kini perkembangan layanan pembayaran digital tanpa kartu fisik ATM tumbuh pesat. Macam pembayaran bisa melalui e-wallet dan aplikasi digital bank melalui smartphone.
Lantas, apakah ATM tidak akan berguna di masa depan? Cek halaman berikutnya.