Pandemi Bikin Risiko Kredit Tinggi, Gimana Cara Mengatasinya?

Pandemi Bikin Risiko Kredit Tinggi, Gimana Cara Mengatasinya?

Iffa Naila Safira - detikFinance
Sabtu, 26 Feb 2022 16:15 WIB
Ilustrasi kredit mobil
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini turut mempengaruhi dan menekan sektor keuangan. Ada beberapa dampak yang dialami oleh sektor keuangan baik bank maupun non bank.

Misalnya adanya peningkatan eksposur risiko baik di risiko kredit, pasar, operasional maupun risiko strategis. Karena itu perusahaan diminta untuk memiliki manajemen risiko yang baik. Kepala Departemen Pengawasan IKNB 1A OJK Dewi Astuti mengungkapkan jika saat ini risiko di sektor jasa keuangan non bank semakin besar.

"Perlu diimbangi dengan penerapan manajemen risiko yang memadai, efektif dan terukur. Hal ini penting untuk industri dan juga untuk kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa dan layanannya," kata dia ditulis Sabtu (26/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan manajemen risiko yang baik maka perusahaan contohnya asuransi bisa mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan melakukan kegiatan usaha dengan baik. Perusahaan juga dapat menjalankan kegiatan usaha sesuai perundang-undangan serta standar, prinsip dan praktik penyelenggaraan usaha yang sehat.

OJK juga menyebut jika penerapan manajemen risiko ini harus dilakukan secara kontekstual. Karena setiap perusahaan di dalam holding memiliki kompleksitas masing-masing dan memiliki risiko yang berbeda.

ADVERTISEMENT

Asisten Deputi Bidang manajemen Risiko dan Kepatuhan Kementerian BUMN Dwi Ary Purnomo mengatakan Kementerian BUMN terus melakukan transformasi secara menyeluruh di tubuh BUMN. Ia mengatakan aspek manajemen risiko merupakan salah satu hal yang menjadi prioritas dalam agenda transformasi tersebut.

"Aspek manajemen risiko merupakan aspek yang penting . Kementerian BUMN saat ini sedang menyusun pedoman manajemen risiko, dimana didalamnya aspek penguatan organ dewan komisaris dan organ penunjang menjadi hal yang tidak terpisahkan," jelas dia.

Wakil Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau IFG Hexana Tri Sasongko mengunpkankan mengatakan ERM Terintegrasi menjadi prioritas IFG di tahun ini dimana perusahaan berusaha membangun tata kelola yang prudent dan risk manajemen yang robust. "Manajemen risiko bukan menjadi stoper tapi business enabler kesadaran risiko, akan membawa kita mengambil keputusan terukur, pada resiko yang dapat diterima. Manajemen harus diimplementasikan bukan sekedar diukur, tetapi tidak dikontrol," kata Hexana.

Acara yang digelar oleh PT Jamkrindo yang merupakan Ketua Workstream GRC Klaster BUMN Asuransi & Dana Pensiun membahas berbagai inisiatif diambil oleh Kementerian BUMN untuk meningkatkan implementasi governansi korporat di BUMN.

Peluncuran nilai-nilai yang menjadi basis pengelolaan BUMN yaitu AKHLAK menjadi langkah strategis dalam transformasi budaya BUMN, termasuk di dalamnya bagaimana menciptakan kesadaran atas risiko. Sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi penguatan aspek ERM terintegrasi, Klaster Asuransi dan Dana Pensiun menginisiasi workshop manajemen risiko 'Penguatan Implementasi ERM Pada Perusahaan Konglomerasi Keuangan' pada Kamis, 24 Februari 2022.


Hide Ads