Bank Indonesia (BI) hari ini mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) bulanan. Salah satunya adalah tingkat suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan BI menahan bunga acuan di level 3,5%. Ini artinya, BI sudah mempertahankan bunga selama 13 bulan.
Perry menyebutkan keputusan bank sentral ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan tetap terkendalinya inflasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu sebagai upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Di tengah tekanan eksternal yang meningkat terutama terkait ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina.
Selain bunga acuan, BI juga menahan bunga deposit facility tetap sebesar 2,75% dan suku bunga lending facility tetap sebesar 4,25%.
"BI juga terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut melalui berbagai langkah," kata Perry dalam konferensi pers, Kamis (17/3/2022).
Selain bunga acuan, Perry juga menjelaskan terkait pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Hingga 16 Maret 2022 terjadi depresiasi sebesar 0,42% dibandingkan akhir 2021. Ini lebih rendah dibandingkan depresiasi dari mata uang negara lain seperti Malaysia (0,76%, ytd), India (2,53%, ytd), dan Filipina (2,56%, ytd). Ke depan, nilai tukar Rupiah diprakirakan tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik.
"Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi, melalui langkah-langkah mendorong efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar," kata Perry.
BI juga mencatat aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik tertahan seiring peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global, tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net outflows sebesar US$ 400 juta pada periode Januari hingga 15 Maret 2022.
(kil/dna)