Rapat Bareng DPR, BI Jelaskan Kondisi Rupiah di Tengah Perang Rusia-Ukraina

Rapat Bareng DPR, BI Jelaskan Kondisi Rupiah di Tengah Perang Rusia-Ukraina

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 22 Mar 2022 17:20 WIB
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin tajam, Selasa (16/12/2014). Saat ini, dolar AS sudah mendekati level Rp 12.900.
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Komisi XI DPR hari ini menggelar rapat kerja (raker) dengan Bank Indonesia (BI) untuk membahas anggaran tahunan. Dalam paparannya Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan jika nilai rupiah saat ini dalam kondisi yang relatif stabil.

Hingga 16 Maret 2022, nilai rupiah melemah 0,4% namun masih dalam level yang rendah dan bergerak sesuai dengan mekanisme pasar.

"Bergerak sesuai mekanisme pasar, karena surplus neraca perdagangan Indonesia yang cukup bagus, sehingga pasokan valas di pasar uang baik," kata dia dalam raker dengan komisi XI, Selasa (22/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkapkan bank sentral akan menjaga nilai tukar rupiah. Hal ini didukung dengan defisit transaksi berjalan atau current account deficit yang rendah. Kemudian imbal hasil atau yield domestik yang masih menarik dan tingginya angka cadangan devisa.

BI juga akan terus waspada dengan risiko-risiko yang mungkin dihadapi. Terutama yang terkait dengan akselerasi normalisasi kebijakan moneter The Fed dan geopolitik Rusia dan Ukraina.

ADVERTISEMENT

"Komitmen kami untuk terus memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar," imbuh dia.

BI juga mencatat aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik tertahan seiring peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global, tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net outflows sebesar US$ 400 juta pada periode Januari hingga 15 Maret 2022.

Kemudian untuk cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2022 tercatat sebesar US$ 141,4 miliar, setara dengan pembiayaan 7,5 bulan impor atau 7,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Kinerja NPI pada 2022 diprakirakan tetap terjaga dengan defisit transaksi berjalan yang diprakirakan tetap rendah dalam kisaran 1,1% - 1,9% dari PDB.

"Selain itu, neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap surplus, terutama dalam bentuk penanaman modal asing (PMA), sejalan dengan iklim investasi dalam negeri yang tetap terjaga," jelasnya.




(kil/zlf)

Hide Ads