Jakarta -
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk kuartal I-2022 mencatat laba bersih Rp 10 triliun atau tumbuh 70% secara year on year (yoy). Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan kinerja bisnis ini ditopang oleh pertumbuhan kredit yang secara konsolidasi sebesar 8,93% secara yoy mencapai Rp 1.072,9 triliun.
Dia menyebut penyaluran kredit ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri yang sebesar 6,65% yoy.
"Pertumbuhan kredit tersebut juga selaras dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri yang menembus Rp 1.269 triliun atau tumbuh 7,42% yoy," jelas dia dalam konferensi pers, Rabu (27/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan DPK tersebut utamanya ditopang digitalisasi lewat Livin' by Mandiri yang meningkatkan dana murah atau current account and saving account (CASA) bank only yang tumbuh 10,93% yoy menjadi Rp 748,6 triliun dengan rasio CASA mencapai 75 %. Jauh di atas rata-rata industri perbankan.
Pertumbuhan aset Bank Mandiri di akhir kuartal I-2022 menjadi Rp 1.734,1 triliun. Tumbuh sebesar 9,47% secara tahunan.
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tercatat 56,37% jauh di bawah rata-rata industri.
Pertumbuhan kredit Bank Mandiri berlanjut ke halaman berikutnya.
Tonton juga Video: AXA Mandiri Hadirkan Webinar Rayakan Kartini
[Gambas:Video 20detik]
Pertumbuhan kredit Bank Mandiri telah merata di berbagai segmen. Segmen wholesale yang menjadi core competence Bank Mandiri mampu tumbuh 7% secara yoy, atau mencapai Rp 549,8 triliun di akhir Maret 2022.
Lebih lanjut Darmawan menambahkan, pertumbuhan kredit Bank Mandiri telah merata di berbagai segmen. Segmen wholesale yang menjadi core competence Bank Mandiri tumbuh 7% secara yoy, atau mencapai Rp 549,8 triliun di akhir Maret 2022.
Di samping itu, berkat implementasi bisnis ke arah digital pertumbuhan kredit ritel Bank Mandiri juga mampu menorehkan pencapaian positif.
Tercatat hingga kuartal I-2022 total kredit ritel Bank Mandiri mencapai Rp 292,5 triliun, tumbuh signifikan 10,37% secara yoy, terutama didorong oleh segmen mikro produktif yang tumbuh 19,69% yoy dan SME yang tumbuh 10,97% yoy.
Pencapaian segmen Mikro terutama ditopang oleh penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) Bank Mandiri sebesar Rp 10,49 triliun per Maret 2022. Realisasi tersebut setara dengan 26,2% dari total plafon KUR yang ditugaskan oleh pemerintah, yakni sebesar Rp 40 triliun sepanjang tahun 2022.
"Dalam mendorong ekspansi kredit, Bank Mandiri senantiasa memprioritaskan prinsip kehati-hatian. Hasilnya, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kami terus membaik. NPL gross secara konsolidasi mampu dijaga pada level rendah 2,66% per Maret 2022, menurun 49 basis poin (bps) dari posisi yang sama tahun sebelumnya," jelas Darmawan.