BNI Xpora Jadi Engine Diaspora
Direktur Treasury & International BNI Henry Panjaitan mengungkapkan layanan BNI Xpora akan menjadi engine untuk mendukung diaspora. BNI Xpora dinilai menjadi sebuah solusi terintegrasi untuk mendorong kapasitas dan kapabilitas bisnis UMKM lewat edukasi, pendampingan hingga konsultasi bisnis.
"Kita melakukan pengembangkan IT untuk mensuportnya. Karena kegitan ekspor impor harus memiliki kapasitas IT," jelasnya dalam Webinar BNI Global Diaspora Week bersama CNBC Indonesia, Rabu (27/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan program Xpora dapat memberikan peluang UMKM di luar negeri. Untuk itu, BNI akan mengembangkan nasabah supaya bisa menjadi eksportir dengan pengembangan kualitasnya.
Dalam mendukung hal itu, BNI ujarnya akan melakukan pendekatan dengan perusahaan eksportir, trading house, kadin setempat dan mencari diaspora yang sudah melakukan bisnis di luar negeri baik resto, trading company, atau supermarket.
"ini sangat membantu teman-teman UMKM bersaing di market global. Dan komunitas diaspora seperti dua sisi mata uang, saling melengkapi," jelasnya.
BNI menjadi salah satu bank yang memiliki jaringan luar negeri yang kuat, dengan kehadirannya di 6 negara. Besarnya jumlah diaspora asal Indonesia diharapkan bisa berkontribusi besar bagi perekonomian, baik dari aktivitas keuangan, investasi, hingga perdagangan.
Sayangnya, potensi besar ini masih belum maksimal digarap karena tidak adanya pemetaan diaspora dan terbatasnya layanan keuangan dari bank asal Tanah Air.
Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto menuturkan tantangan kehadiran bank asal Indonesia di luar negeri, bisa diatasi dengan mengembangkan transaksi digital yang bisa mengatasi masalah jarak.
"Sebaran diaspora yang sangat luas dan terbatasnya nasional bank kita yang beroperasi di luar negeri. Bank Himbara yang di luar negeri umumnya berada di pusat keuangan, masih belum ada yang di Afrika misalnya. Ini yang diperlukan," kata Susyanto.
Secara jangka panjang, untuk meningkatkan kontribusi diaspora pada perekonomian harus dilakukan pemetaan. Selain itu, pengembangan usaha para diaspora pun menjadi perhatian pemerintah agar nantinya bisa menjadi agen promosi produk Indonesia di mancanegara.
"Jadi bukan cuma angka, tetapi bagaimana diaspora itu dari kecil menjadi menengah dan besar. Kalau perlu mereka bisa jadi pebisnis yang cukup besar di negara lain," ucap Susyanto.
(ncm/ega)