Sederet Hal yang Harus Ditimbang Jika BTN Syariah Gabung ke BSI

Sederet Hal yang Harus Ditimbang Jika BTN Syariah Gabung ke BSI

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 09 Jun 2022 06:45 WIB
BSI Prioritas
Sederet Hal yang Harus Ditimbang Jika BTN Syariah Gabung ke BSI/Foto: dok. BSI
Jakarta -

Anak usaha syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), BTN Syariah dikabarkan akan digabung dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Namun rencana ini menuai pro dan kontra karena BTN Syariah dan BSI dinilai memiliki fokus bisnis yang berbeda.

Dalam rapat dengan DPR RI, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan rencana konsolidasi ini adalah visi pemerintah untuk menguatkan ekonomi syariah.

"Sehingga aset menjadi lebih besar lagi. BSI pun dapat menjadi bank syariah yang lebih modern dan dapat memenuhi kebutuhan generasi milenial. Harapannya akuisisi customer baru lebih cepat karena jangkauan pasar dan nasabah menjadi lebih luas," kata Tiko, dikutip Rabu (8/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa integrasi UUS BTN akan memperkuat posisi dan memperbesar kapasitas pasar BSI.

"Itulah yang kita harapkan supaya posisi BSI ini semakin besar dan tentunya semakin kuat. Dalam arti kapitalisasi pasar dan tentu dorongannya untuk industri perbankan (syariah)," kata dia.

ADVERTISEMENT

Melalui integrasi bank syariah milik negara diharapkan dapat mengoptimalkan industri halal nasional yang saat ini masih belum masuk peringkat lima besar dunia.

Padahal Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam terbesar di dunia yaitu 229 juta orang atau sekitar 87,2% dari total populasi. Adapun potensi industri halal nasional mencapai Rp 4.375 triliun.

BTN Syariah dan BSI dinilai beda fokus bisnis. Cek halaman berikutnya.

Beda Fokus Bisnis

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mulanya mengungkapkan bahwa dia juga pernah tak setuju dengan penggabungan tiga bank syariah, yaitu BNI Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri. Hal ini karena bank syariah sebaiknya fokus pada UMKM yang saat ini banyak di masyarakat.

"Saya adalah orang yang tidak setuju dengan di mergernya tiga bank syariah karena bagi saya bank syariah sebaiknya fokus kepada UMKM karena boleh dikatakan rakyat dan umat islam itu sangat banyak di UMKM," tegas dia kepada detikcom, Rabu (8/6/2022).

Ia juga menolak rencana penggabungan BTN Syariah ke BSI. Ia khawatir, nantinya masyarakat kelas bawah akan sulit mengakses KPR subsidi syariah bila BTN Syariah bergabung ke BSI.

"Bila BTN Syariah diakuisisi oleh BSI maka harapan kita untuk mendorong pengusaha kelas bawah yaitu usaha ultra mikro dan mikro untuk naik kelas ke kelas menengah tentu secara teoritis akan menjadi sulit karena BSI nya akan lebih bias kepada usaha besar dan menengah," jelas dia.

Anwar melanjutkan, semakin besar cakupan bank maka yang bisa menikmati hanya usaha besar juga. Sementara usaha kecil akan terpinggirkan apalagi untuk kategori mikro dan ultra mikro. Padahal saat ini jumlah pelaku usaha mikro dan ultra mikro sekitar 98,68% dari seluruh pelaku usaha.

Jadi yang akan digarap oleh bank-bank besar tersebut hanya sekitar 1,32 % dari total pelaku usaha yang ada di tanah air.

Kinerja BTN Syariah dan BSI

Saat ini komposisi pemegang saham BSI antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 50,95%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 24,91%, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 17,29%.

Sisanya adalah DPLK BRI 1,83%, BNI Life Insurance 0,01%, serta pemegang saham lain dengan kepemilikan kurang dari 5% termasuk publik 7,08%.

Di sisi lain, kinerja BSI pun cemerlang. Laba bersih UUS BTN pada 2021 naik 37,33% secara tahunan dari Rp 134,86 miliar pada 2020 menjadi Rp 185,20 miliar. Pada kuartal I-2022 pertumbuhan pun berlanjut.

Laba bersih UUS BTN pada periode tersebut naik 25,39% secara tahunan. Yaitu dari Rp 60,14 miliar pada kuartal I-2021 menjadi Rp 75,41 miliar pada periode yang sama tahun ini. Dengan integrasi diharapkan dapat menjaga dan memperkuat pertumbuhan tersebut.

Halaman 2 dari 2
(kil/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads