Giliran Bank Sentral Inggris Naikkan Suku Bunga Jadi 1,25%

Giliran Bank Sentral Inggris Naikkan Suku Bunga Jadi 1,25%

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 17 Jun 2022 09:00 WIB
Mata uang poundsterling / pounds
Foto: Dok. REUTERS/Leonhard Foeger
Jakarta -

Bank sentral Inggris menaikkan tingkat suku bunga untuk kelima kalinya sejak Desember 2021 yang lalu. Inflasi yang terjadi di tengah masyarakat jadi alasan kenaikan suku bunga ini.

Dilansir dari CNN, Jumat (17/6/2022), Bank of England mengatakan mereka akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,25%.

"Kami memperkirakan PDB turun 0,3% pada kuartal kedua secara keseluruhan, lebih lemah dari yang diantisipasi pada saat Laporan Mei," kata Bank of England dalam sebuah pernyataan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah ini kemungkinan akan melemahkan kepercayaan konsumen dan juga sektor bisnis. Namun, pengeluaran rumah tangga dan bisnis diharapkan akan tetap tumbuh dengan baik.

"Kepercayaan konsumen telah jatuh lebih jauh, tetapi indikator lain dari pengeluaran rumah tangga tampaknya bertahan. Beberapa indikator sentimen bisnis telah melemah, meskipun sejauh ini tetap lebih tangguh daripada indikator kepercayaan konsumen dan konsisten dengan pertumbuhan PDB yang mendasari positif," kata Bank of England.

ADVERTISEMENT

Bank sentral mengatakan setidaknya ada tiga anggota Komite Kebijakan Moneter yang ingin menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 1,5%. Namun, kalah suara dengan enam anggota komite lainnya.

Melonjaknya harga makanan dan bahan bakar telah mendorong jutaan warga Inggris ke dalam salah satu krisis biaya hidup terburuk yang pernah ada. Inflasi harga konsumen tahunan naik menjadi 9% di bulan April, angka ini menjadi yang tertinggi sejak 1992. Bank of England sekarang memperkirakan inflasi akan naik sedikit di atas 11% di bulan Oktober.

Perusahaan riset makanan IDF mengatakan kenaikan harga bahan makanan bisa mencapai 15% selama musim panas. Larangan ekspor barang-barang utama, termasuk minyak sawit dari Indonesia, dan perang di Ukraina yang membatasi ekspor dari kawasan itu bisa menjadi beberapa faktor yang memicu inflasi pangan.

Ekonomi Inggris berada di zona yang suram. Menurut data dari Kantor Statistik Nasional, PDB terkontraksi sebesar 0,3% pada bulan April, menyusul penurunan 0,1% pada bulan Maret. Produksi turun di tiga sektor utama, jasa, industri, dan konstruksi.

Keputusan Bank of England datang sehari setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk mengendalikan inflasi.

George Buckley, kepala ekonom untuk Inggris dan Eropa di Nomura, mengatakan langkah kenaikan suku bunga ini wajar diambil oleh bank sentral. Bank of England telah memutuskan kenaikan suku bunga yang lebih sederhana daripada mitranya di AS.

"Bank of England berpikir bahwa inflasi tinggi saat ini akan, dengan sendirinya, memukul pertumbuhan dan pada akhirnya menurunkan inflasi di masa depan. Bank bergulat dengan lonjakan inflasi, tetapi pada saat yang sama risiko resesi, sehingga dapat dimengerti perbedaan pendapat di Komite sekarang tentang skala pengetatan yang diperlukan," ujar Buckley.

(hal/dna)

Hide Ads