The Fed Naikkan Bunga Acuan 0,75%, IHSG dan Rupiah Kok Adem Ayem?

The Fed Naikkan Bunga Acuan 0,75%, IHSG dan Rupiah Kok Adem Ayem?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 16 Jun 2022 18:00 WIB
Illustrasi Rupiah dan Dollar
The Fed Naikkan Bunga Acuan 0,75%, IHSG dan Rupiah Kok Adem Ayem?/Foto: Muhammad Ridho
Jakarta -

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin (bps) atau 0,75% menjadi 1,5-1,75%. Kenaikan bunga The Fed diharapkan bisa menekan inflasi AS yang naik.

Kenaikan bunga The Fed biasanya berdampak ke pasar keuangan. Namun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah tak banyak berubah.

IHSG hari ini berada di zona hijau ditutup menguat 43 poin (0,62%) ke level 7.050. Sedangkan rupiah melemah 22 poin, meskipun sempat menguat 25 poin di level Rp 14.767 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.745.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan fenomena ini terjadi karena pasar memiliki harapan tinggi ke Bank Indonesia (BI) untuk bisa merespons dengan kenaikan bunga acuan.

Kemudian saat ini peran investor asing tidak sebesar dulu. Jadi, ketika The Fed menaikkan bunga acuan, tidak diikuti dengan pergerakan yang besar modal asing keluar dari dalam negeri.

ADVERTISEMENT

"Kondisi saat ini di Indonesia prospeknya masih lebih baik daripada di luar. Meskipun kondisi risiko global naik, Fed naikkan bunga tapi tidak mempengaruhi," kata dia saat dihubungi detikcom, Kamis (16/6/2022).

Dia mengungkapkan, akan berbeda jika BI tidak menaikkan bunga acuan yang akan memicu koreksi IHSG atau rupiah.

"Kalau BI menaikkan bunga itu artinya sesuai ekspektasi, kalaupun terkoreksi tidak akan besar. Tapi jika tidak maka akan ada koreksi," jelas dia.

Piter menyebut, untuk menanggapi kenaikan bunga Fed ini, BI dinilai perlu untuk menaikkan bunga acuan pada kisaran 25-50 bps. Tidak perlu sama dengan The Fed sebesar 75 bps sudah cukup untuk menjaga pasar.

Bagaimana prediksi rupiah ke depan? Cek halaman berikutnya.

Pergerakan Rupiah

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan perdagangan esok hari, rupiah dibuka fluktuatif dan melemah di rentang Rp 14.750-14.810.

Hal ini disebabkan dengan menguatnya dolar AS pada Kamis karena investor disebut sedang mencerna kenaikan suku bunga Fed.

Sebelumnya Ibrahim menyampaikan jika ada potensi aliran modal keluar. "Potensi modal asing keluar pasti ada, karena ketika AS menaikkan suku bunga acuan, maka investor akan tarik dan kembali ke negaranya," kata dia.

Namun, tampaknya kekhawatiran tersebut bisa sedikit diredam karena peringkat obligasi Indonesia sudah cukup baik. Keluarnya modal asing dari Indonesia diperkirakan tidak berdampak signifikan.


Hide Ads