Tingkatkan Produktivitas & Efisiensi, Bank bjb Genjot Layanan Digital

Tingkatkan Produktivitas & Efisiensi, Bank bjb Genjot Layanan Digital

Dea Duta Aulia - detikFinance
Rabu, 20 Jul 2022 17:19 WIB
Business Review bank bjb
Foto: bank bjb
Jakarta -

bank bjb mengadakan Business Review Semester I/2022 dengan tema 'Efficiency, Productivity and Empowering Digital Ecosystem for Financial Growth' di Bandung, Selasa (19/7) kemarin. Acara tersebut diselenggarakan untuk mengingatkan pentingnya efisiensi dan produktivitas di sektor perbankan.

"Tantangan ke depan ada di depan mata. Walaupun secara likuiditas industri perbankan maupun bank bjb cukup memadai, namun demikian, dampaknya terhadap efisiensi Khususnya biaya dana, harus kita jaga untuk mempertahankan kinerja yang positif dalam periode yang akan datang," kata Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi dalam keterangan tertulis, Rabu (20/7/2022).

Terkait efisiensi, ia menjelaskan pihaknya telah melakukan sejumlah langkah selama pandemi COVID-19 berlangsung. bank bjb melakukan adaptasi teknologi sehingga interaksi dengan internal atau nasabah bisa berjalan baik secara daring.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Budaya baru ini telah menjadi bagian keseharian dari kita semua, serta turut membantu terciptanya efisiensi yang perlu kita lestarikan, di mana mobilisasi pegawai berjumlah besar pun dapat kita minimalisir dengan penggunaan media daring tanpa mengurangi makna dan tujuan kegiatan," ujarnya.

Untuk menggenjot produktivitas, pihaknya terus berupaya untuk memaksimalkan ekosistem yang dimiliki dengan terus menghadirkan sejumlah produk dan fitur di sektor digital perbankan. Dengan begitu diharapkan ekosistem digital yang dimiliki oleh bank bjb bisa berjalan baik.

ADVERTISEMENT

Ia menambahkan kinerja ekosistem digital yang dimiliki oleh bank bjb cenderung membuahkan hasil. Secara angka ia menyebutkan pengguna aplikasi DIGI 847 ribu orang tumbuh 5 kali lipat dari tahun 2020. QRIS merchant bank bjb tumbuh hampir 90 kali lipat dari semula 7.458 merchant di tahun 2020 dan saat ini tembus sampai 655 ribu merchant. Sementara laku pandai melalui bjb BiSA saat ini lebih dari 7.500 agen dan kedepannya akan terus dikembangkan melalui skema kerjasama dengan berbagai pihak.

"Ekosistem tersebut pun menyumbang hampir 40% fee based income bank bjb yang tumbuh 33,1% secara year on year. Inilah ekosistem keuangan bank bjb dalam konsep branchless bank yang Harus kita optimalkan utilisasinya, kita kejar pertumbuhannya, hingga menjadi bagian dari kontributor fee based income yang jauh lebih besar di masa yang akan datang," ujarnya.

Tak hanya itu, ia menjelaskan pihaknya telah meraih sejumlah penghargaan dan pengakuan dari berbagai pihak. Ada sekitar 40 penghargaan yang telah disabet oleh bank bjb.

Klik halaman selanjutnya >>>

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam forum itu berpesan sektor perbankan harus bisa menghadapi tiga disrupsi, yakni pandemi COVID-19, global warming, dan digitalisasi. Ketiga hal tersebut tidak bisa dihindari tapi harus dihadapi oleh seluruh pelaku bisnis.

Ridwan Kamil mencontohkan disrupsi pandemi tidak akan hilang meskipun secara grafik angkanya naik turun. Oleh karena itu setiap lapisan masyarakat harus bisa hidup berdampingan dengan kondisi tersebut. Ada pula disrupsi global warming di mana sektor perbankan bisa masuk ke berbagai bisnis yang mengangkat green energi.

"Kemudian ada disrupsi digital. Saat ini di Jabar ada 5.000 desa yang diharapkan bisa dikembangkan program petani milenial. Nanti, bank bjb bisa hadir di sana, misalnya menggarap transaksinya," jelasnya.

Hal senada diungkapkan oleh ekonom Sri Adiningsih yang mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia masih dihantui dengan ketidakpastian global yang disebabkan oleh sejumlah faktor seperti geopolitik, pandemi, krisis energi dan pangan, stagflasi, disrupsi teknologi, dan instabilitas ekonomi makro meningkat (inflasi dan kurs).

Di sisi lain kemampuan pemerintah menjaga juga terbatas, dampak pandemi pada bisnis yang belum selesai. Pertumbuhan ekonomi akan mengalami tekanan serta cenderung berat menjaga pertumbuhan tidak turun (5,2%) di 2022 dan tetap berat pada tahun 2023 dengan optimisme 4-5%.

"Namun, dunia usaha pada sektor Pertanian, Pertambangan, kebutuhan sehari-hari, kesehatan dan 'digital' masih akan berkembang. Di sisi lain, perbankan akan mengalami tekanan berat karena persaingan semakin besar, sehingga mesti prudent dan mengikuti perkembangan," kata Sri.

Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 2 Jawa Bara Indarto Budiwitono mengapresiasi sejumlah pencapaian yang pernah diraih oleh bank bjb.

"Saat pandemi, bank bjb mampu mengukir laba yang luar biasa. Kami mengucapkan selamat atas pencapaian ini. Kinerja keuangan Jawa Barat salah satunya ditopang oleh bank bjb. Sekali lagi terima kasih, " katanya.

Hadir dalam acara tersebut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat Phinera Wijaya, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 2 Jawa Barat Indarto Budiwitono, Ekonom Sri Adiningsih, Praktisi IT Otto Toto Sugiri, dan Komisaris Utama Independen bank bjb Farid Rahman beserta jajaran.


Hide Ads