Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan 7 days repo rate pada level 3,5%. Keputusan itu bukanlah yang pertama, mengingat BI sudah menahan suku bunga sebanyak 17 kali di level tersebut.
Selain itu, BI memutuskan suku bunga deposit facility tetap sebesar 2,75% dan suku bunga lending facility tetap sebesar 4,25%.
"RDG Bank Indonesia pada 20 dan 21 Juli 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7 days reverse repo rate sebesar 3,5%," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (21/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perry menjelaskan, BI masih menahan suku bunga acuan karena menimbang proyeksi inflasi, khususnya inflasi inti dan pertumbuhan ekonomi.
"Inflasi inti adalah inflasi yang mencerminkan antara keseimbangan permintaan dan penawaran dalam ekonomi nasional. Inflasi inti 2,63% menunjukkan meskipun permintaan di dalam negeri itu meningkat tapi masih terpenuhi dengan kapasitas produksi nasional," katanya.
Ia memperkirakan, inflasi inti akan terus terjaga di antara 2% hingga 4%.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi, pihaknya melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia terus membaik. Namun, ke depan kinerja ekspor akan dipengaruhi perlambatan ekonomi global.
Kemudian, kenaikan harga pangan dan energi yang tidak disubsidi akan berpengaruh pada kecepatan konsumsi swasta.
"Oleh karena itu kami masih melihat pertumbuhan ekonomi kisarannya 4,5% sampai 5,3% tapi tentu saja akan lebih rendah dari titik tengahnya 4,9%," ujarnya.
"Pertimbangan-pertimbangan inflasi inti yang masih dalam sasaran dan risiko perlambatan itu tentu saja mempengaruhi kenapa kami masih mempertahankan BI rate," katanya.
(acd/das)