Anggota DPR Tanya ke Bos BTN: Apa Benar Mau Diakuisisi BNI atau Mandiri?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 13 Sep 2022 17:00 WIB
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Haru Koesmahargyo/Foto: dok. Bank BTN
Jakarta -

Hari ini Komisi VI DPR RI menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan pimpinan bank BUMN. Dalam sesi tanya jawab, anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP Haris Turino menanyakan kepada Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Haru Koesmahargyo terkait wacana BTN diakuisisi oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI.

"Mau konfirmasi pak, ada kegelisahan di karyawan BTN. Apa benar BTN akan diakuisisi oleh BNI atau Mandiri?," kata Haris di ruang rapat Komisi VI DPR RI, Selasa (13/9/2022).

Dia mengungkapkan, hal ini karena ada beberapa pegawai BTN yang menanyakan kabar aksi korporasi tersebut. "Beberapa karyawan BTN menanyakan berita ini dan menimbulkan kegelisahan dan mengatakan core bisnis ini berbeda," ujar dia.

Tidak Ada di Rencana BNI

Dalam kesempatan terpisah di Public Expose Live 2022 Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengungkapkan wacana akuisisi BTN oleh BNI tak ada di rencana bisnis bank (RBB). "Tidak ada di corporate plan BNI, tidak ada arahan atau tindak lanjut dari pemegang saham untuk mengakuisisi BTN ini jadi aksi korporasi kami," kata dia.

Menurut dia saat ini BNI fokus untuk mengeksekusi agenda transformasi di perusahaan dan perusahaan anak serta BNI grup. Sekadar informasi kinerja saham BNI yang semakin meningkat. Harga saham BBNI pada 30 Juni 2022 ditutup pada harga Rp 7.850,- atau meningkat 69,5% dibanding setahun sebelumnya, jauh di atas indeks blue chip LQ45 yang tumbuh 17,4% year-on-year.

Gedung BNI Foto: BNI

Price to Book Value (PBV) berhasil naik menjadi 1,16 kali di akhir Juni 2022. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan peers yang rata-rata PBV telah berada di 1,8 kali, maka posisi ini sangat atraktif untuk investasi.

Kapitalisasi pasar perseroan pun meningkat menjadi Rp 146,4 triliun dibandingkan akhir Juni tahun lalu yang sebesar Rp 86,3 triliun. Posisi hingga pertengahan paruh kedua tahun ini juga masih sangat menarik. Per akhir Agustus harga saham BNI ditutup Rp 8.525 atau meningkat 60,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Kami berharap, apresiasi ini masih tetap berlanjut hingga akhir tahun seiring dengan kinerja kami yang terus tumbuh solid yang akan terus mampu memberi banyak nilai pertumbuhan yang baik bagi investor," imbuhnya.

Simak juga Video: Hendro Fernando, Ajak Para Eks Teroris Urus 'Telur Puyuh'






(kil/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork