Bunga Acuan Naik Kala Apa-apa Mahal, Timing-nya Pas?

Bunga Acuan Naik Kala Apa-apa Mahal, Timing-nya Pas?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 22 Sep 2022 17:35 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia, lgo bank indonesia, bi, gedung bank indonesia di Jakarta
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan pada Kamis, 22 September 2022. BI 7 days repo rate naik 50 basis poin ke level 4,25%.

Keputusan BI diambil saat komoditas harga mengalami kenaikan usai harga BBM disesuaikan. Lantas, tepatkah keputusan BI menaikkan suku bunga acuan?

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah berpendapat, keputusan menaikkan suku bunga adalah langkah yang tepat. Jika suku bunga tidak dinaikkan justru bisa berdampak negatif terhadap perekonomian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Justru kalau BI tidak menaikkan suku bunga acuan, dampaknya besar, dampak negatifya besar. Dan itu mempengaruhi ekonomi yang ujung-ujungnya ditanggung oleh masyarakat," katanya saat dihubungi detikcom, Kamis (22/9/2022).

Kalau BI tida menaikkan suku bunga maka modal asing tidak akan masuk. Masyarakat pemegang dana asing akan memindahkan investasi ke luar Indonesia karena tidak ada risiko nilai tukar rupiah.

ADVERTISEMENT

Ia menambahkan, nilai tukar rupiah akan terdepresiasi dalam jika suku bunga tidak naik. Apalagi nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini sudah menyentuh Rp 15 ribu.

"Dampak jangka pendeknya yang bagus adalah rupiah tidak tertekan. Jadi mikirnya gini, kalau tidak dinaikkan dampaknya apa, bukan kalau dinaikkan dampaknya apa. Kalau BI tidak menaikkan tuh apa yang terjadi, jangan dibalik," tambahnya.

Senada dengan Piter, Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad menyebut ada perspektif tertentu mengapa BI menaikkan suku bunga. Salah satunya dipengaruhi oleh FED yang menaikkan suku bunga 75 basis poin

"Jadi ada perspektif langkah menaikan suku bunga itu dua tujuannya. Ada faktor pendorong karena FED baru aja naikin suku bunga 75 basis poin. Itu langsung kan nilai tukar rupiah langsung anjlok," ungkapnya.

Menurutnya, operasi pasar yang dilakukan BI tidak mempan menstabilkan rupiah. Sehingga menaikkan suku bunga acuan menjadi keharusan.

"Dengan operasi pasar BI, itu nggak mempan bikin rupiah ke Rp 14.700-Rp14.800 sesuai target. Jadi suku bunga naik, situasinya harus dilakukan," ungkapnya.

(dna/dna)

Hide Ads