Kemudahan transaksi keuangan lewat platform online tak hanya dirasakan masyarakat perkotaan saja. Namun manfaatnya juga sudah masuk dalam keseharian ibu-ibu di perbatasan Indonesia-Australia, tepatnya di Pulau Selaru yang jadi salah satu pulau terdepan Indonesia.
Fera Lingansera, salah seorang warga di Desa Fursuy, Kecamatan Selaru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar menceritakan pengalamannya merasakan kemudahan hadirnya aplikasi online bank yang ia gunakan, yakni BRImo dari BRI. Ia mengaku sudah memiliki aplikasi ini sejak membuka rekening pada tahun 2020 lalu.
"Saya minta bantu pegawai BRI untuk mengajarkan saya pakai aplikasi ini. Gampang sekali, satu kali lihat dipelajari sudah langsung tahu. Gampang sekali buat cara transfer uangnya, kirim pulsa, atau bayar pulsa listrik," ungkap Fera kepada detikcom baru-baru ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkat hadirnya aplikasi online yang bisa digunakan kapan saja ini, Fera mengatakan dirinya bisa lebih mudah mengakses pembayaran untuk belanja online. Apalagi ia juga kerap berbelanja pakaian di salah satu e-commerce ternama.
Tak hanya itu, Fera yang juga merupakan salah satu penenun di Desa Fursuy ini mengaku BRImo membantunya lebih mudah mengetahui hasil pembayaran kain tenun buatannya. Ia mengatakan kain tenun buatannya kerap dititipkan ke penjual di Kota Saumlaki. Salah satunya ke sebuah galeri bernama Toko Glora milik Fin Watutamata yang memasarkan kain tenun dari Selaru ke berbagai daerah di Indonesia.
"Kalau kain sudah laku, Bu Fin tinggal bikin pemberitahuan lewat WhatsApp jadi saya tahu kain sudah laku. Nanti saya tinggal telepon, uang bisa ditransfer saja ke rekening saya biasanya. Tidak perlu lagi lewat orang lain untuk ambil uang, kadang kalau melalui orang ada biayanya lagi," jelas Fera.
"Untuk transfer pakai rekening BRI, jadi lewat aplikasi BRImo. Lewat ini juga saya bisa bantu orang untuk kirim uang atau beli pulsa," sebutnya.
Kemudahan transaksi online ini menjadi angin segar tersendiri bagi Fera sebagai emak-emak di Desa Fursuy yang merupakan salah satu desa terluar di Pulau Selaru. Pasalnya akses menuju kantor perbankan terdekat, yaitu Teras BRI di Desa Adaut, masih harus melewati jalan tanah berbatu yang cukup terjal kurang lebih 20 km.
Mengingat kondisi geografis ini, Kepala Unit BRI Lelemuku, Roberth Nicodemus Naressy mengaku pihaknya terus mendorong transaksi cashless di wilayah kerjanya. Baik itu melalui penggunaan BRImo maupun pemanfaatan QRIS.
Bahkan, upaya edukasi dan sosialisasi ini tak hanya dilakukan oleh tenaga pemasar saja. Tapi juga dilakukan oleh seluruh pihak yang ada di BRI, seperti teller hingga satpam.
"Pada awalnya nasabah canggung (dengan BRImo), tapi kita pelan-pelan mengajak mereka," ujar pria yang akrab disapa Roy ini.
Roy mengatakan pihaknya menjelaskan berbagai kemudahan yang bisa didapat dengan bertransaksi secara online melalui BRImo. Mulai dari menghemat biaya ongkos ke kantor bank, atau mengatasi kendala tarik tunai saat kartu ATM tidak ada. Menurutnya, pendekatan ini berhasil membuat masyarakat akhirnya tertarik menggunakan BRImo.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(akd/ara)