Bunga Acuan BI Jadi 4,75%, BNI Atur Strategi Jaga Kredit

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 24 Okt 2022 17:33 WIB
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan ke level 4,75%. Ini artinya era suku bunga rendah sudah berakhir. Dengan naiknya bunga acuan ini, maka akan mempengaruhi bunga dana dan bunga kredit di perbankan.

Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Novita Anggraini mengungkapkan kenaikan bunga acuan akan berdampak ke biaya dana yaitu deposito. Sejak September BNI sudah menyesuaikan tingkat bunga deposito valas sebesar 5-30 bps. Tak cuma bunga deposito valas, tapi juga tingkat bunga kredit valas sudah disesuaikan 1-2%.

"Untuk deposito dan pinjaman rupiah belum ada (kenaikan) pada kuartal III. Akan di-review pada kuartal IV ini," kata dia dalam konferensi pers, Senin (24/10/2022).

Novita mengungkapkan, perseroan berupaya untuk memfasilitasi debitur yang baru pulih dari dampak pandemi COVID-19. Dia menjelaskan perseroan juga menyeimbangkan margin dan proyeksi ke depan.

Apalagi likuiditas akan semakin mengetat seiring dengan naiknya bunga simpanan. Biaya dana di bank juga akan mengalami kenaikan dan diprediksi akan terjadi bertahap pada kuartal IV tahun ini.

Saat ini 85% portofolio pinjaman di BNI adalah kategori floating, sehingga BNI memiliki fleksibilitas untuk mengelola margin. "Kualitas aset dan penyesuaian bunga kredit BNI benar-benar di-review dan selektif, ini akan diterapkan dan diperhatikan dari kondisi nasabah, dan dilihat bagaimana loyalitas nasabah itu kepada BNI," jelas dia.

Novita menambahkan untuk cost of credit diprediksi akan terus membaik. Apalagi saat ini provisi yang disediakan BNI mencapai 270%.

Bagaimana pertumbuhan kredit BNI? Cek halaman berikutnya.




(kil/ara)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork