Industri asuransi saat ini disebut sedang mengalami tekanan. Apalagi beredar kabar salah satu perusahaan asuransi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jasindo melakukan pemangkasan pegawai.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bern Dwyanto mengatakan hingga saat ini belum ada laporan resmi yang disampaikan Jasindo ke asosiasi. "Secara resmi belum ada (laporan) ke kami (AAUI)," ujar dia saat dihubungi, Jumat (11/11/2022).
Bern menjelaskan, memang saat ini ekonomi dunia diproyeksi terus menurun dan tertekan hingga tahun depan. Menurut dia Indonesia tetap harus waspada karena guncangan ekonomi dunia. "Kinerja asuransi sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi nasional, jika pertumbuhan atau kondisi ekonomi membaik maka pertumbuhan asuransi umum juga membaik," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan terkait perkembangan ini jika ada penurunan pada bisnis baru, dampaknya akan terjadi stagnan atau perlambatan pertumbuhan dikarenakan adanya existing bisnis.
"Asosiasi mengharapkan untuk dapat berdialog dengan pemerintah khusus untuk program pemerintah yang terkait dengan asuransi, sehingga bisa memberikan solusi dan dapat membantu program itu agar dapat berjalan," jelasnya.
Bern mengharapkan adanya dukungan dari pemerintah untuk industri asuransi umum agar terus tetap berkembang. Ke depan, perusahaan asuransi dan industri diharapkan bisa melakukan adaptasi dan transformasi bisnis.
Proses bisnis diharapkan semakin efisien dan bisa bertahan dalam persaingan yang semakin ketat.
Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disebutkan penghimpunan premi sektor asuransi di bulan September 2022 tercatat relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya, dengan penghimpunan premi Asuransi Jiwa tercatat sebesar Rp 14,6 triliun -6,98%67yyyyy76 yoy, serta Asuransi Umum sebesar Rp 9,1 triliun tumbuh 18,3% yoy.
Kemudian dari sisi permodalan di sektor IKNB terjaga dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan Risk Based Capital (RBC) sebesar 467,25% dan 312,79% yang berada jauh di atas threshold sebesar 120%.
(kil/das)