Duh! Bos BI Ingatkan Era Bunga Tinggi Akan Berlangsung Lama

ADVERTISEMENT

Duh! Bos BI Ingatkan Era Bunga Tinggi Akan Berlangsung Lama

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 21 Nov 2022 16:55 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia, lgo bank indonesia, bi, gedung bank indonesia di Jakarta
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membeberkan arah suku bunga acuan dengan level tinggi akan berlangsung lama. Kenaikan Fed Funds Rate (FFR) diperkirakan terjadi hingga 2023 dengan siklus lebih panjang.

"Higher interest for longer, suku bunga yang tinggi dan akan berlangsung lama," kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (21/11/2022).

Di Amerika Serikat (AS) kenaikan FFR pada bulan ini sebesar 75 basis point (bps) menjadi 4%. Perry menyebut kemungkinan pada Desember 2022 akan naik lagi 50 bps menjadi 4,5-5% pada tahun depan.

"Kami perkirakan tahun depan juga masih akan menaikkan kembali dari 4,5% menjadi 5%. Ada yang memperkirakan hingga 5,25% dan puncaknya mungkin triwulan I dan II (2023) dan tidak akan segera turun. Inilah high interest rate for longer," jelas Perry.

Eropa Central Bank (ECB) kata Perry juga terus menaikkan suku bunga. Demikian juga kenaikan suku bunga acuan dilakukan oleh otoritas moneter di Inggris.

Kenaikan suku bunga acuan di banyak negara maju justru membuat Perry pesimis bahwa inflasi akan menurun. Pasalnya inflasi terjadi dari sisi supply energi dan pangan.

"Sehingga kejar-kejaran antara menaikkan suku bunga dan inflasi yang tinggi. Ini lah yang sering disebut risiko stagflasi, pertumbuhan yang stagnan menurun dan inflasi yang tinggi," tutur Perry.

Perry menyebut saat ini bahkan ada istilah resflasi yakni risiko resesi dan tingginya inflasi. "Sekarang istilahnya adalah resflasi, risiko resesi dan tinggi inflasi," tandasnya.

(aid/dna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT