Bos Bank Muamalat: Nasabah Sekarang Nggak Bisa Ditakut-takutin Lagi

ADVERTISEMENT

Bos Bank Muamalat: Nasabah Sekarang Nggak Bisa Ditakut-takutin Lagi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 23 Nov 2022 09:53 WIB
Bank Muamalat (Dok Bank Muamalat)
Foto: Bank Muamalat (Dok Bank Muamalat)
Jakarta -

Bank syariah merupakan alternatif pilihan masyarakat yang ingin bertransaksi di perbankan dengan cara islami. Ada akad yang menjaga agar transaksi tidak mengandung unsur riba dan tetap sesuai syariah.

Saat ini bank syariah harus berubah mengikuti perkembangan zaman. Mulai dari penawaran produk sampai dengan fitur-fitur yang ditawarkan. Jadi di masa depan, bank syariah bukanlah entitas yang jadul atau ketinggalan zaman karena tetap memegang prinsip syariah.

Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia (BMI) Achmad Kusna Permana menjelaskan dulunya syariah menemui kendala yaitu penetrasi pasar dan pembangunan kantor cabang. Kala itu pembangunan kantor sulit karena terlalu banyak aturan.

Tapi kini, di masa pandemi COVID-19 bank syariah ketiban berkah yang sangat besar. Iya, dengan digitalisasi semuanya beres membenahi masalah di bank syariah.

"Pandemi membuat bank syariah satu level dengan bank konvensional. Karena dengan digital sekarang BMI sudah bisa sampai ke ujung pelosok manapun. Dengan mobile banking, buka rekening lewat mobile banking itu semuanya sudah selesai," kata dia kepada detikcom, akhir pekan lalu.

Sekarang tidak lagi, bank syariah bisa head to head dengan bank konvensional. "Istilahnya elo (bank konvensional) bikin digital, kita (Syariah) juga, kantor fisik bukan tren lagi. Orang sekarang bank konvensional aja sudah banyak yang tutup kantor cabang, kita syariah juga sama. Sisanya pakai digital," ujarnya.

Menurut Permana digital banking adalah keniscayaan yang harus diikuti oleh bank syariah. Meskipun tak mesti harus sepenuhnya menjadi bank digital. Dia menambahkan kini bank syariah nggak bisa lagi promosi dengan mengandalkan syariahnya saja.

"Sudah terbukti stuck di situ. Jadi sekarang orang tidak bisa lagi diancam dengan riba, nanti masuk neraka. Sudah nggak bisa itu sekarang," jelas dia.

Bank syariah harus mampu menawarkan sisi uniknya dan menjadi pembeda dengan bank konvensional. Tapi bank syariah juga harus punya sisi modern. Jadi teknologi dan produk tak kalah saing dengan bank konvensional.

Di Bank Muamalat Indonesia dia menyebutkan ada nilai-nilai yang ditambahkan. Seperti islami, modern dan profesional. "Kalau dulu pakai peci, sekarang tidak lagi. Nasabah sekarang itu nggak bisa ditakut-takutin. Makanya harus ada modern dan profesional di dalam modern itu ada digitalisasi," ujarnya.

Saat ini pemerintah juga berkomitmen untuk mengembangkan bank syariah. Misalnya dengan membentuk Bank Syariah Indonesia (BSI) yang menjadi anchor bank syariah dengan ukuran aset hampir Rp 300 triliun. Menurutnya dengan hal ini bank syariah akan terus berkembang.

Apalagi dengan berkembangnya makanan halal, pakaian muslim sampai wisata halal kini menjadi bank syariah bisa terus berkembang. Memang masih ada pekerjaan rumah (PR) besar yaitu literasi yang harus diselesaikan secara bersama.

Lihat Video: Apa Persamaan bank Syariah dengan Bank Konvensional?

[Gambas:Video 20detik]



(kil/eds)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT