.webp)
Insiden Bom bunuh diri terjadi di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, pagi ini. Ada 11 orang yang menjadi korban dari ledakan bom bunuh diri di Astana Anyar tersebut. Apakah para korban bom bunuh diri ditanggung BPJS Kesehatan?
Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma'ruf menjelaskan BPJS Kesehatan tidak bisa menanggung biaya perawatan para korban bom bunuh diri. Hal ini tertera dalam Pasal 52 di Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2018.
"Manfaat BPJS Kesehatan sudah tegas diatur, Pasal 52 Perpres 82 tahun 2018 menjelaskan tentang manfaat yang tidak dijamin. Kejadian yang ditanyakan bukan domain BPJS Kesehatan," jelas Iqbal kepada detikcom, Rabu (7/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ditelisik, pasal 52 Perpres 82 Tahun 2018 berisikan tentang manfaat atau pelayanan kesehatan yang tidak jamin oleh BPJS Kesehatan. Contoh layanan yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan ialah akibat korban terorisme.
"Pelayanan kesehatan akibat tindak pidana penganiayaan, kekerasan seksual, korban terorisme, dan tindak pidana perdagangan orang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," bunyi pasal 58 Perpres tersebut.
"Pelayanan kesehatan tertentu yang berkaitan dengan Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia," lanjut poin dari pasal tersebut.
Dengan demikian dapat disampaikan bahwa para korban bom bunuh diri yang mengalami luka-luka akibat peristiwa bom bunuh diri yang terjadi tidak dapat dicover oleh BPJS Kesehatan karena berada di luar wewenang mereka.
Simak Video: 11 Orang Jadi Korban Bom Bunuh Diri di Astana Anyar, 1 Polisi Tewas!
