Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan saat ini penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah mencapai 13,5 juta penerima. Sebanyak 90% di antaranya merupakan ibu-ibu yang menjual usahanya di pasar.
Pekan lalu Jokowi sempat berdiskusi dengan Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Arief Mulyadi. Dalam kesempatan ini, diketahui pinjaman KUR di PNM oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) naik signifikan sejak 2016, dengan rata-rata jumlah mencapai Rp 1 juta hingga Rp 5 juta saat ini.
"Yang waktu kita mulai di 2016 itu nasabahnya mungkin baru 500.000. Hari ini sudah mencapai 13,5 juta orang," jelas Jokowi dalam keterangan tertulis, Selasa (20/12/2022).
Dalam Penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster di Istana Negara, Senin (19/12), Jokowi menjelaskan 90% di antara 13,5 juta penerima KUR tersebut merupakan perempuan yang membuka usaha makanan di pasar.
"Jadi jangan sampai ada pendapat yang mengatakan pemerintah tidak perhatian ke (usaha) yang mikro, yang kecil-kecil keliru besar sekali," tegas Jokowi.
"Saya dalami siapa yang dipinjami PNM Mekaar hampir 90% lebih ibu-ibu penerimanya. Dipakai untuk apa? Jualan gorengan, mi, jualan di pasar. Usaha-usaha produktif semuanya," tambahnya.
Selain para ibu-ibu yang berjualan di pasar, Jokowi mengungkapkan penerima KUR PNM ialah mereka yang membuka usaha warung kelontong di desanya. Jika penerima KUR lewat PNM Mekaar terus meningkat pesat, Jokowi berharap Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) bisa ikut mendorong agar para nasabah KUR di PNM Mekaar saat ini bisa meningkatkan jumlah kreditnya.
"Inilah yang ingin kita gerakkan dan kalau sudah bisa masuk ke PNM Mekar lulus, dari situ bagus naik masuk ke KUR, artinya nanti di dorong ke BRI, BNI, agar plafon kreditnya bisa lebih besar," jelasnya.
Jokowi optimistis dari 13,5 juta nasabah PNM Mekar, terdapat ratusan ribu UMKM yang bisa naik kelas setiap tahunnya. Kendati demikian, Jokowi mengimbau kepada 90% nasabah dari kaum ibu di PNM Mekar agar tidak melakukan pinjaman KUR hanya untuk keperluan konsumtif.
"Jangan sampai usahanya jualan gorengan, pinjamannya dipinjami Rp 100 juta malah jadi barang-barang konsumtif, yang menjadi tidak produktif. Inilah jenjang-jenjang yang memang harus dilalui," tandasnya.
(akn/hns)