Naiknya suku acuan bunga Bank Indonesia (BI) atau BI-7Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) berdampak ke masyarakat. Kenaikan BI rate berdampak ke tingginya cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hingga cicilan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad salah satu tujuan BI menaikkan suku bunga acuan untuk memperketat likuiditas karena pada Januari ini masih ada kemungkinan inflasi 4,5-5%. Lebih lanjut, Tauhid menuturkan beberapa dampak dari naiknya suku acuan bunga BI terhadap masyarakat, salah satunya naiknya suku bunga kredit.
"Jadi dampaknya nanti dalam beberapa bulan ke depan itu suku bunga kredit akan naik, ini yang saya kira terjadi. Saya kira itu akan semakin mahal lagi," tuturnya kepada detikcom, Kamis (19/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, bunga kredit tidak akan langsung naik, melainkan secara bertahap. "Misal KPR, misalnya ada yang baru itu ada yang fix-nya 8,5% ada juga yang bisa sampai 9,8% bahkan di atas 10% jadi sudah mulai bergerak meningkat," ucapnya.
"Akan naik sedikit demi sedikit terutama untuk bank pemerintah. Itu menjadi akan semakin mahal lah untuk itu, orang meminjam. Dampaknya kredit akan semakin mahal," tambahnya.
Selain itu, naiknya BI rate juga akan ada perubahan perilaku masyarakat, seperti lebih selektif dalam hal meminjam dengan mencari pinjaman dengan suku bunga yang rendah untuk mengurangi risiko. Selanjutnya, masyarakat akan mengurangi konsumsi barang-barang yang tidak terlalu diperlukan.
"Yang kedua ada kemungkinan mereka tidak berani mengambil kredit-kredit yang konsumsi barang-barang konsumtif, contoh kendaraan, KPR, katakanlah barang-barang mewah lah yang cenderung mereka peroleh dengan kredit, mereka akan menahan dulu," ungkapnya.
Di sisi lain, menurutnya masyarakat justru akan mulai mencari pilihan untuk berinvestasi, terutama di sektor keuangan.
"Tawaran obligasi yang ditawarkan kementerian keuangan ini bunganya juga relatif lebih tinggi di periode 2023, berkisar di atas 7% bahkan bisa sampai 8%. Itu kan jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang di bawah 7%. Deposito juga pasti bunganya ikutan naik," paparnya.
Pelaku usaha bisa tahan ekspansi karena BI Rate naik. Cek halaman berikutnya.