.webp)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproses pembubaran PT Asuransi Jiwa Adisarana atau WanaArtha Life (WAL). Jajaran direksi WanaArtha juga telah membuka pintu ke tim likuidasi.
Presiden Direktur Wanaartha Life (Nonaktif) Adi Yulistanto pun buka suara soal aset perusahaan yang tersisa. Sebagai informasi, tanggungan WanaArtha mencapai Rp 15,9 triliun.
"Kalau aset yang terlihat di depan mata kita adalah aset berupa dana jaminan, itu lebih dari Rp 175 miliar berbentuk tunai di bank kustodian," katanya dalam konferensi pers di kantor pusat WanaArtha, Jumat (20/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aset lain berupa gedung WanaArtha ditaksir mencapai Rp 70 miliar, meski ada kemungkinan harganya naik. Selain itu ada juga aset portofolio lainnya yang disita Kejagsaan Agung sebesar Rp 330 miliar.
"Kemudian aset seperti gedung ini, itu tahun 2021 itu nilainya tidak melebihi Rp 100 miliar, kisaran Rp 70 miliar. Mungkin di tahun 2023 ini bisa naik lagi nilainya Itu yangs udah jelas-jelas ada, aset-aset yang terlihat," tuturnya..
Terkait kapan pemegang saham bisa mendapatkan pembayaran klaim polis, Adi belum bisa memastikan. Ia menyebut perlu verifikasi dari tim likuidasi.
"Kalau itu belum bisa dipastikan karena masih (perlu) verifikasi berapa kewajiban total dan jumlah asetnya. Kita tunggu dari tim likuidasi," ujarnya.
Saat ini tim likuidasi sedang melakukan verifikasi data. Adi menyebut pihaknya tunduk pada arahan OJK, dan berharap terjadinya kerja sama yang baik.
