Wamen: Jangan Sampai Dapen BUMN Dikelola Pensiunan Tak Paham Investasi

Wamen: Jangan Sampai Dapen BUMN Dikelola Pensiunan Tak Paham Investasi

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 24 Jan 2023 18:15 WIB
Wakil Menteri (Wamen) BUMN Pahala N. Mansury
Wakil Menteri (Wamen) BUMN Pahala N. Mansury (Foto: dok. Pertamina)
Jakarta -

Menteri BUMN Erick Thohir berencana melakukan 'bersih-bersih' dana pensiun (dapen) BUMN. Erick menyebut, sebanyak 65% dapen BUMN sakit atau bermasalah.

Terkait hal tersebut, Wakil Menteri BUMN Pahala N Mansury mengatakan, saat ini pihaknya mengupayakan pengelolaan dapen bisa lebih seragam. Sebab, pengelolaan dapen sendiri masih beragam, ada yang bagus dan ada yang tidak.

Menurutnya, saat ini banyak dapen BUMN yang dikelola oleh orang yang bukan ahlinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini yang memang melalui upaya reformasi yang dilakukan oleh Pak Erick ingin supaya semuanya, pengelolaannya, kan banyak sekali pengelolaan dapen yang mungkin tidak dikelola oleh orang yang memang ahlinya," katanya di Kompleks DPR Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Menurutnya, dapen harus dikelola oleh orang yang ahli. Ia pun menyinggung dapen dikelola oleh pensiunan yang tidak paham investasi.

ADVERTISEMENT

"Tentunya salah satu yang perlu dilakukan adalah yang ngelola harus yang ahlinya lah. Jangan sampai dikelola oleh ya mohon maaf misalnya para pensiunan yang nggak memahami juga mengenai investasi," ujarnya.

Ia mengakui, banyak dapen BUMN dikelola oleh pensiunan. Namun, bukan itu masalahnya. Dia menegaskan, yang jadi masalah adalah apakah dapen itu dikelola oleh orang yang punya keahlian.

"Banyak, masalahnya bukan pensiunan, masalahnya apakah dikelola oleh orang yang memang betul-betul punya keahlian mengelola itu, bukan masalah pensiunan, bukan, bukan," ujarnya.

Sebelumnya, Erick Thohir menjelaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung dan KPK dalam mengusut kasus dugaan korupsi di tubuh perusahaan pelat merah. Erick menilai pengungkapan pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) hanya permulaan lantaran banyak juga dana pensiun di BUMN yang bermasalah.

"Kemarin saya warning, setelah Jiwasraya, Asabri, sekarang kita mendorong investasi audit untuk dana-dana pensiun BUMN yang kemarin saya melihat bukunya ini 35 persen sehat dan 65 persen sakit. Kita harus antisipasi karena ini bisa angkanya cukup besar," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (22/1) kemarin.

(acd/das)

Hide Ads