Sektor konsumer disebut bisa menjadi mesin pendorong kredit di perbankan nasional. Hal ini karena mulai membaiknya bisnis industri ritel di Indonesia.
Dari data Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) disebutkan penjualan ritel diramal bisa tumbuh hingga 4% atau sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2023 sebesar 5,5%.
Apalagi tahun ini, kebijakan PPKM sudah resmi dicabut oleh Pemerintah diyakini akan membuat masyarakat lebih nyaman untuk melakukan kegiatan konsumsi.
"Kita patut bersyukur Pemerintah telah mencabut kebijakan PPKM pada akhir tahun kemarin. Pencabutan ini bisa memberikan gairah bisnis yang semakin besar lagi di tahun 2023," ujar Direktur Utama Bank PT Bank INA Perdana Daniel Budirahayu dalam siaran pers, Selasa (24/1/2023).
Bank INA menargetkan kredit konsumer bisa tumbuh 120% tahun ini. Perseroan saat ini telah memiliki strategi bisnis untuk bisa menggenjot kredit di sektor konsumer.
Adapun strategi yang akan difokuskan oleh management dengan meningkatkan sejumlah kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki fasilitas payroll di Bank INA, untuk penyaluran fasilitas kredit konsumer seperti KPR, KTA dan INA Ready Cash (IRC).
Dia menjelaskan, meski tahun ini ada ancaman resesi ekonomi global, namun dirinya optimistis kondisi bisnis di sektor jasa keuangan akan jauh lebih baik. Hal tersebut tercermin dari angka pertumbuhan kredit dari Bank Indonesia per November 2022 yang berhasil tumbuh 11,16% karena ditopang oleh pertumbuhan positif di seluruh jenis kredit.
"Bank optimis kredit di sektor konsumer masih mampu tumbuh. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai indikator, mulai dari angka penjualan retail, kendaraan semuanya berhasil tumbuh. Meski kita tahu tahun 2023 ada ancaman resesi ekonomi global, kami harus bisa mengantisipasinya," kata dia.
Dia menambahkan, perseroan akan melakukan sejumlah kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak untuk bisa merealisasikan target yang dicanangkan sepanjang tahun ini.
Tidak hanya itu, Perseroan juga telah memiliki program INA Ready Cash (IRC) sejak 2021 silam yang diperuntukkan bagi para karyawan perusahaan yang memiliki fasilitas payroll (penggajian) di Bank INA untuk memenuhi kebutuhan mendesak dengan tingkat suku bunga relatif rendah. Diharapkan dengan adanya fasilitas ini bisa mendongkrak portofolio kredit Perseroan dan meningkatkan jumlah nasabah.
(kil/das)