Profil Bos Gudang Garam Berharta Rp 52 T yang Dilaporkan OCBC NISP ke Bareskrim

ADVERTISEMENT

Profil Bos Gudang Garam Berharta Rp 52 T yang Dilaporkan OCBC NISP ke Bareskrim

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 03 Feb 2023 13:31 WIB
Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Konglomerat tanah air, Susilo Wonowidjojo, dilaporkan oleh Bank OCBC NISP ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri atas dugaan tindak pidana pemalsuan surat, penipuan dan pencucian uang.

Laporan ini dilayangkan berkaitan dengan kasus kredit macet senilai Rp 232 miliar oleh PT Hair Star Indonesia (PT HSI), yang sebelumnya merupakan anak usaha PT Hari Mahardika Utama (PT HMU).

Nama Susilo Wonowidjojo terseret dalam kasus ini dikarenakan posisinya sebagai salah satu pemilik dari PT HMU. Tidak hanya Susilo, Bank OCBC NISP turut melaporkan seluruh direksi, komisaris dan pemegang saham kedua perusahaan.

Di sisi lain, pihak Bank OCBC NISP cukup heran kondisi ini dapat terjadi. Pasalnya, Susilo sendiri merupakan seorang konglomerat. Hal itulah yang pada awalnya menjadi pertimbangan sehingga Bank OCBC NISP berani meminjamkan uang sejumlah Rp 232 miliar.

Lantas, berapa total kekayaan Susilo Wonowidjojo?

Dilansir dari Forbes, Jumat (03/02/2023), total kekayaan bersih Susilo dan keluarga mencapai US$ 3,5 miliar atau setara Rp 52,15 triliun (Kurs Rp 14.900). Kekayaannya ini dia peroleh dari bisnis keluarganya yaitu PT Gudang Garam Tbk.

Susilo merupakan anak dari Surya Wonowidjojo, yang merupakan pendiri PT Gudang Garam Tbk. Usaha ini didirikannya pada 1958. Sang ayah pun meneruskan tongkat estafet kepemimpinan ke kakak Susilo, Rachman Halim, hingga tahun 2008.

Kemudian tongkat estafet itu pun bergulir ke Susilo. Dari situ, ia meneruskan posisi sebagai Presiden Direktur Gudang Garam. Perusahaan ini pun tercatat menghasilkan 91 miliar batang rokok pada tahun 2021 lalu.

Pada 2021, Susilo Wonowidjojo sempat menempati urutan ke-7 orang terkaya di Indonesia dengan total harta mencapai US$ 4,8 miliar atau setara Rp 71,52 triliun. Namun pada 2022 ini, ia harus merelakan posisinya itu dan bergeser hingga posisi ke-14.

(das/das)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT