3. Asabri
Skandal keuangan pada pengelolaan asuransi angkatan bersenjata alias Asabri juga sempat disoroti Jokowi. Lebih besar dari Jiwasraya, Asabri merugikan negara sampai puluhan triliun.
Pada 31 Mei 2021, Jaksa Agung ST Burhanuddin bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merilis hasil perhitungan tetap kerugian negara dalam skandal ASABRI. Jaksa Agung mengatakan kerugian negara akibat dugaan korupsi ASABRI sebesar Rp 22,78 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kerugian negara Rp 22,78 triliun, ada sedikit pergeseran dari perkiraan perhitungan awal," kata ST Burhanuddin dalam jumpa pers di Kejaksaan Agung, Jalan Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (31/5/2021) silam.
Burhanuddin mengatakan pihaknya telah menerima hasil kerugian keuangan negara pada 27 Mei.
4. KSP Indosurya
Jokowi juga menyingung ada skandal keuangan besar di balik praktik koperasi simpan pinjam (KSP). Tepatnya pada KSP Indosurya. Kasus ini bermula dari penyelewengan dana yang dilakukan petinggi Indosurya.
Kejaksaan Agung pernah membeberkan jumlah dana yang diraup KSP Indosurya dari 23.000 nasabah. Dalam keterangan tertulis Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana mengungkapkan KSP Indosurya memiliki 23.000 nasabah dengan mengumpulkan dana nasabah seluruhnya sebanyak Rp 106 triliun.
"Berdasarkan hasil audit nasabah yang tidak terbayarkan lebih dari 6.000 nasabah yang jumlah kerugiannya sebesar kurang lebih Rp 16 triliun. Sehingga perbuatan para pelaku sangat melukai hati masyarakat yang menjadi korban dari kegiatan KSP Indosurya, dan pengumpulan dana dilakukan secara ilegal dengan memanfaatkan kelemahan hukum perkoperasian dijadikan alasan untuk mengeruk keuntungan masyarakat," ujar Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana, dalam keterangan tertulis dikutip Selasa (31/1/2023).
Lantas, setelah dana Rp 106 triliun tersebut terkumpul, mengalir ke mana saja? Menurut data Kejagung, Setelah uang nasabah terkumpul dari 2012 sampai dengan 2020 atas perintah Henry Surya, sebagian dana tersebut dialirkan ke 26 perusahaan cangkang milik Henry Surya, dan sisanya dibelikan aset berupa tanah, bangunan dan mobil atas nama pribadi dan atas nama PT Sun Internasional Capital milik Henry Surya.
Selain itu, Kejagung mengungkap KSP Indosurya juga memperluas wilayah dengan membuka 2 kantor pusat dan 191 kantor cabang di seluruh Indonesia tanpa pemberitahuan kepada Kementerian Koperasi dan UKM serta tidak diketahui oleh anggota. Hal tersebut semata-mata adalah perintah dari Henry Surya, yang dibantu oleh Junie Indira dan Suwito Ayub.
5. WanaArtha
Kasus skandal keuangan asuransi jiwa WanaArtha ikut disorot Jokowi. Asuransi yang satu ini sempat gagal membayar polis nasabahnya, bahkan perusahaan melakukan dosa besar dengan memanipulasi laporan keuangannya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini sudah mencabut izin usaha WanaArtha dan akan segera melakukan likuidasi perusahaan tersebut.
OJK pernah mengungkap laporan keuangan dari PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (Wanaartha Life/PT WAL) telah rusak. Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Ogi Prastomiyono mengungkap sejak 2019 laporan keuangan Wanaartha Life tercatat seolah-olah normal. Saat itu kewajiban perusahaan tercatat sebanyak Rp 3,7 triliun sedangkan asetnya Rp 4,712 triliun, dan ekuitas tercatat positif Rp 977 miliar.
"Namun dilakukan audited tahun 2020 adanya polis tidak tercatat pada pembukuan perusahaan. Ketika dimasukkan ke dalam laporan keuangan perusahaan maka kewajiban PT WAL tahun 2020 meningkat kewajibannya menjadi Rp 15,84 triliun, naik Rp 12,1 triliun kenaikan kewajibannya. Kemudian asetnya naik sedikit Rp 5,68 triliun sehingga ekuitas Rp 10,8 triliun ini audited terakhir dilakukan 2020," jelasnya, dalam konferensi pers, Senin (5/12/2022) yang lalu.
Menurut Ogi, laporan keuangan hasil audit menunjukkan kewajiban jauh dari aset dan tidak bisa disanggupi oleh pemegang saham untuk melakukan penambahan modal atau investasi baru.
(hal/das)