Perry Dipilih Lagi Jadi Gubernur BI, Kapan Fit and Proper Test di DPR?

Perry Dipilih Lagi Jadi Gubernur BI, Kapan Fit and Proper Test di DPR?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 07 Mar 2023 12:19 WIB
Calon Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo hari ini menjalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test di Komisi XI DPR RI.
Perry Warjiyo/Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memilih Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI). Ini artinya Perry akan menjadi bos BI dua periode.

Anggota Komisi XI DPR RI Misbakhun mengungkapkan setelah dipilih oleh Jokowi, maka Perry harus menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di DPR. Uji kelayakan ini akan segera dilakukan, tapi menunggu rapat badan musyawarah DPR.

"Belum (ditetapkan jadwal), masih menunggu rapat Bamus," jelas dia, Selasa (7/3/2023).

Dia menyebutkan rapat bamus ini akan dilakukan setelah pembukaan masa sidang. "Karena Surat Presidennya harus disampaikan sebagai surat masuk di rapat Paripurna DPR," tambah Misbakhun.

Sebagai informasi, Perry akan kembali menjabat Gubernur BI periode 2023-2028. Perry merupakan calon tunggal.

Perry saat ini masih menjabat sebagai Gubernur BI sesuai dengan Keputusan Presiden RI No.70/P Tahun 2018 tanggal 16 April 2018, dan mengucapkan sumpah jabatan pada tanggal 24 Mei 2018. Sebelum menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia, Perry menjabat sebagai Deputi Gubernur BI periode 2013-2018.

Perry juga pernah menjabat sebagai Asisten Gubernur untuk kebijakan moneter, makroprudensial dan internasional. Jabatan tersebut diemban setelah menjadi Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI.

Sebelum kembali ke BI pada 2009, Perry Warjiyo menduduki posisi penting selama dua tahun sebagai Direktur Eksekutif di International Monetary Fund (IMF), mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam South-East Asia Voting Group pada 2007-2009.

Perry memiliki karier yang panjang dan cemerlang di BI sejak 1984, khususnya di area riset ekonomi dan kebijakan moneter, isu-isu internasional, transformasi organisasi dan strategi kebijakan moneter, pendidikan dan riset kebanksentralan, pengelolaan devisa dan utang luar negeri, serta Biro Gubernur.


(kil/ara)

Hide Ads