Nusa Dua -
Transaksi keuangan pembayaran cepat alias fast payment segera bisa digunakan di luar negeri. Bank Indonesia (BI) menargetkan fasilitas bisa berjalan pada 2024.
Sejauh ini di Indonesia transaksi fast payment diimplementasikan melalui BI Fast. Dengan BI Fast transfer uang antar rekening hanya butuh biaya sebesar Rp 2.500.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo implementasi fast payment antar negara dilakukan sebagai solusi dari masalah mahalnya transaksi keuangan antar negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun 2024 kita akan gunakan BI Fast, kalau transfer sekarang sudah Rp 2.500, sudah cepat, nanti kita bisa lakukan itu dengan negara lain," ungkap Dody saat melakukan media briefing di Hotel Hilton Nusa Dua, Bali, Senin (27/3/2023).
Menurut Dody Indonesia sudah sepakat melakukan konektivitas dan integrasi transaksi keuangan dengan beberapa negara ASEAN. Mulai dari Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina. Konektivitas ini nantinya akan berbentuk sistem pembayaran cepat juga.
Namun sampai saat ini yang sedang dilakukan adalah mengintegrasikan pembayaran antar negara dengan menggunakan QR atau yang diluncurkan BI bernama QRIS. Hal itu sudah diterapkan di Thailand, beberapa negara lainnya akan menyusul. Setelah itu baru lah konektivitas pembayaran cepat dilakukan.
"Kita awali tahun-tahun ini dengan QR, jadi QR baru kita sandingkan dengan Thailand. Kita sudah sepakat gabungkan antara global payment, connectivity dan dengan penggunaan LC," ungkap Dody.
Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik
Di sisi lain Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan Indonesia ingin membuat transaksi keuangan antarnegara makin mudah dan murah. Kalau perlu transaksi keuangan cukup dengan satu sentuhan di handphone.
"Ini adalah konektivitas lintas batas atau cross border payment connectivity. Segera, transaksi finansial dan ekonomi lintas batas hanya sebatas sentuhan smartphone saja" kata Perry dalam agenda Asean Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (28/3/2023).
Seperti yang dikatakan Dody, Perry memaparkan di gelaran G20 November 2022 yang lalu, sudah ada kesepakatan melakukan konektivitas dan integrasi transaksi keuangan dengan beberapa negara di kawasan ASEAN. Mulai dari Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina.
Sebagai contoh dari kemajuan transaksi konektivitas cross border, Perry mencontohkan ada kawannya yang berlibur ke Chiang Mai Thailand tak perlu repot-repot menukar uang Bath untuk membayar. Pembayaran bisa dilakukan dengan uang rupiah lewat handphone.
"Sekarang saja Thailand ke Indonesia, kawan saya pergi ke Chiang Mai, bermain golf di sana. Tapi dia tak perlu membayar dengan Baht, cukup lewat smartphone," sebut Perry.
Perry pun mengajak negara-negara ASEAN lainnya yang belum bergabung untuk mengintegrasikan sistem pembayaran lintas negara untuk ikut mengikuti langkah Indonesia dan empat negara lainnya.
"Kami akan memperluasnya dengan negara-negara ASEAN lainnya, rekan dan anggota ASEAN lainnya kami mengundang Anda untuk bergabung dengan konektivitas pembayaran regional, tidak hanya mengintegrasikan sistem pembayaran lintas batas tetapi juga memajukan bagaimana digitalisasi dapat mendukung pemulihan ekonomi, inklusi keuangan, dan mendukung hub global kami," papar Perry