Paylater Banyak Digunakan Milenial dan Gen Z, Ini Sebabnya

Paylater Banyak Digunakan Milenial dan Gen Z, Ini Sebabnya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 05 Apr 2023 21:30 WIB
TOKYO, JAPAN - JULY 16:  A man uses his smartphone on July 16, 2014 in Tokyo, Japan. Only 53.5% of Japanese owned smartphones in March, according to a white paper released by the Ministry of Communications on July 15, 2014. The survey of a thousand participants each from Japan, the U.S., Britain, France, South Korea and Singapore, demonstrated that Japan had the fewest rate of the six; Singapore had the highest at 93.1%, followed by South Korea at 88.7%, UK at 80%, and France at 71.6%, and U.S. at 69.6% in the U.S. On the other hand, Japan had the highest percentage of regular mobile phone owners with 28.7%.  (Photo by Atsushi Tomura/Getty Images)
Ilustrasi/Foto: Atsushi Tomura/Getty Images
Jakarta -

Paylater atau layanan belanja sekarang bayar nanti menjadi salah satu pilihan pembayaran, terutama generasi muda seperti Gen Z. Memang, paylater memiliki sejumlah kemudahan dari jenis pembayaran kredit lainnya.

General Manager Atome, Rizki Fadhilla mengungkapkan di Indonesia paylater merupakan salah satu cara pembayaran yang menyasar masyarakat yang belum tersentuh oleh bank. Semakin berkembangnya cara belanja dan pembayaran, banyak masyarakat yang menuntut pengalaman belanja yang lebih terintegrasi dengan tingkat kenyamanan dan personalisasi yang lebih tinggi.

Pertumbuhan bisnis ini sendiri tidak terlepas dari kondisi dan gaya hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif, seperti yang pernah disebutkan dalam data riset dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami merujuk pada data riset CELIOS di tahun lalu yang menyebutkan jika konsumsi rumah tangga di Indonesia mash besar atau mencapai 57% dari Produk Domestik Bruto (PDB), oleh karena itu metode paylater mash akan menarik perhatian masyarakat Indonesia. Di sinilah Atome hadir menjawab kebutuhan masyarakat dari semua sektor," ujar Rizki dalam keterangannya, ditulis (5/4/2023).

Rizki mengungkapkan memasuki tahun ketiga, Atome, sebagai salah satu layanan paylater yang memungkinkan pengguna dalam melakukan transaksi belanja secara daring dan luring, telah memperluas penetrasi bisnisnya hingga menjangkau lebih banyak sektor seperti otomotif, olahraga, home appliance, dan juga sektor lainnya.

ADVERTISEMENT

Pada akhir 2022, Atome mencatat 700 merchant telah bergabung dalam ekosistem perusahaan dan lebih dari 10,000 toko offline yang bekerja sama juga tersebar di seluruh Indonesia. Akuisisi merchant Atome berkembang cukup masif melihat sektor pay later di Indonesia yang berdasarkan laporan Business Wire diprediksi terus tumbuh stabil dengan pertumbuhan tahunan 44,4% dari 2022-2028.

Dia mengungkapkan, potensi pasar yang sangat besar membuat kami termotivasi untuk terus memperluas penetrasi bisnis, terutama menjangkau lebih banyak sektor di Indonesia. Hingga kuartal I-2023, Atome mencatat penambahan 135 merchant baru bergabung dengan lebih dari 600 outlet bekerja sama dengan layanan paylater dari Atome.

Peningkatan angka ini datang dari merchant baru di sektor otomotif, olahraga, dan home appliance. Lebin lanjut, Rizki menambahkan bahwa penetrasi bisnis Atome juga didukung oleh besarnya minat para merchant yang bergabung dalam ekosistem Atome.

"Sebagai penyedia layanan pay later, Atome tidak hanya ingin menjangkau lebih banyak pengguna dan merchant, namun juga memastikan bahwa masyarakat dapat menikmati sejumlah kemudahan terutama dalam mengatur keuangan saat transaksi belanja menggunakan Atome. Ini juga menjadi langkah kami dalam memperluas dan meningkatkan angka literasi keuangan di seluruh lapisan masyarakat," jelas Rizki.

(kil/ara)

Hide Ads