Krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) berpotensi mendorong ekonomi jatuh ke jurang resesi pada akhir tahun. Hal ini mengacu pada dokumen Federal Reserve (The Fed) yang dirilis rabu lalu.
Adapun dokumen tersebut merupakan risalah dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal bulan Maret, termasuk presentasi dari anggota staf tentang dampak potensial dari kegagalan Silicon Valley Bank ,dan gejolak lain di sektor keuangan yang dimulai pada awal Maret.
Meskipun Wakil Ketua Pengawas The Fed, Michael Barr menganggap sektor perbankan masih sehat dan tangguh, staf ekonom mengatakan perekonomian akan terpukul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentang dampak ekonomi dari kasus sektor perbankan baru-baru ini, proyeksi staf pada saat pertemuan bulan Maret mencakup resesi ringan mulai akhir tahun ini, dengan pemulihan selama dua tahun berikutnya," kata ringkasan pertemuan tersebut dikutip dari CNBC, Kamis (13/4/2023).
Baca juga: Menjaga Resiliensi Industri Perbankan |
Proyeksi setelah pertemuan menunjukkan bahwa pejabat Fed mengharapkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) hanya 0,4% tahun ini. Krisis menimbulkan spekulasi bahwa The Fed mungkin menahan suku bunga. Di sisi lain para pejabat menekankan bahwa lebih banyak yang harus dilakukan untuk menjinakkan inflasi.
Pejabat dewan rapat kebijakan The Fed atau FOMC akhirnya memilih untuk menaikkan suku bunga acuan 0,25 poin, kenaikan kesembilan selama setahun terakhir. Itu membawa suku bunga dana ke kisaran target 4,75-5%, tertinggi sejak akhir 2007.
Kenaikan suku bunga terjadi kurang dari dua minggu setelah Silicon Valley Bank bangkrut. Kegagalan SVB dan dua lainnya mendorong Fed untuk menciptakan fasilitas pinjaman darurat untuk memastikan bank dapat melanjutkan operasinya.
Kekhawatiran atas kondisi ekonomi yang lebih luas tetap tinggi, khususnya menyangkut masalah perbankan. Menyusul runtuhnya SVB dan lembaga lainnya, pejabat Fed membuka fasilitas pinjaman baru untuk bank.
Lihat juga Video: Menebak Arah IHSG Jelang Potensi Resesi