Bukti Krisis Utang dan Perbankan AS Makin Menakutkan!

Bukti Krisis Utang dan Perbankan AS Makin Menakutkan!

Ilyas Fadilah - detikFinance
Selasa, 02 Mei 2023 11:52 WIB
A supporter of Republican presidential candidate Donald Trump holds an American flag as Trump speaks at a campaign rally in Milford, New Hampshire, February 2, 2016. REUTERS/Mike Segar
Foto: REUTERS/Mike Segar
Jakarta -

Dua krisis menghantam ekonomi Amerika Serikat (AS) dan mengancam kesejahteraan finansial mereka. Pertama adalah krisis perbankan, menyebabkan sejumlah bank di AS bankrut. Kedua adalah krisis utang hingga AS terancam gagal bayar.

Dilansir dari CNN, Selasa (2/4/2023). Menteri Keuangan AS Janet Yellen memperkirakan tanggal 1 Juni adalah tanggal tercepat AS dinyatakan gagal bayar utang. Meskipun spekulasi tanggalnya terus bergerak.

Presiden Joe Biden pada hari Senin telah memanggil empat pemimpin kongres teratas, termasuk Ketua DPR Kevin McCarthy untuk membahas masalah tersebut.

Krisis Perbankan

Warga AS bangun di Senin pagi dan dikejutkan dengan berita First Republic Bank bangkrut. Bank tersebut berada di ambang kehancuran sejak Maret, saat dua bank regional lainnya bangkrut lebih dulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

First Republic Bank diambil alih oleh Federal Deposit Insurance Corporation pada hari Senin, dan sebagian besar asetnya dijual ke JPMorgan Chase. Sebelum pengambilalihan, Mantan Menteri Keuangan Larry Summers menekankan pentingnya meredam masalah dalam sistem perbankan karena dapat dengan mudah menyebar.

"Hal-hal ini seperti kebakaran hutan," kata Summers.

ADVERTISEMENT

"Jauh lebih mudah untuk mencegahnya daripada menahannya setelah mereka mulai menyebar," lanjutnya.

Memuji intervensi tersebut, Biden mencoba meyakinkan orang Amerika bahwa sistem perbankan aman dan sehat. Namun tiga bank di AS tercatat bangkrut tahun ini, membuat Federal Reserve (The Fed) kehilangan kredibilitasnya.

"Masih harus dilihat apakah gejolak keuangan yang masih membara yang dipicu oleh keruntuhan SVB (Silicon Valley Bank) akan mendidih menjadi krisis yang lebih dalam, tetapi investor dan deposan tidak memiliki alasan untuk mempercayai jaminan Fed yang menyebut bahwa itu tidak akan terjadi," ujar Joseph Stiglitz, profesor Universitas Columbia dan peraih Nobel.

"Hanya reformasi yang berarti dari asuransi simpanan, tata kelola, struktur peraturan, dan pengawasan yang dapat memulihkan kepercayaan pada bank dan kredibilitas Fed," tuturnya.

Krisis Utang

Sementara itu AS punya tenggat waktu 1 bulan sebelum diperkirakan gagal bayar utang. Apa yang terjadi setelah itu tidak ada yang mengetahui pasti.

Yang jelas hal tersebut bakal mengikis kepercayaan publik ke pemerintahan AS. Pemerintah juga akan sulit mendanai Jaminan Sosial, Jaminan kesehatan, terancamnya nilai dolar, hingga berujung pada resesi.

"Kami tidak pernah gagal membayar utang. Dan sebagai hasilnya, salah satu negara yang paling dihormati di dunia, kami membayar tagihan kami dan kami harus melakukannya tanpa sembrono," tegas Biden.

Justin Wolfers, profesor ekonomi dan kebijakan publik di University of Michigan menyebut dirinya sama sekali tidak khawatir dengan uang yang disimpan di bank. Tapi dia sangat khawatir kalau AS gagal membayar utangnya.

"Generasi regulator bank ini belajar dari kesalahan Depresi Hebat dan krisis keuangan 2008," kata Wolfers, menunjukkan bahwa mereka tidak ragu untuk melangkah lebih awal untuk mempertahankan kepercayaan pada sistem keuangan.

Masalahnya tidak ada kepercayaan serupa pada politisi untuk melakukan hal yang sama.

"Ada ketakutan besar bahwa generasi pembuat undang-undang ini lebih tidak bertanggung jawab, lebih terpolarisasi, dan lebih bersedia melakukan kerusakan daripada generasi sebelumnya," pungkasnya.

Simak juga Video: Trump Ejek Kampanye Joe Biden, Singgung Kehancuran AS

[Gambas:Video 20detik]




(das/das)

Hide Ads