Kredit & Pembiayaan bank bjb Tumbuh Jadi Rp 116,45 T di Triwulan 1

Kredit & Pembiayaan bank bjb Tumbuh Jadi Rp 116,45 T di Triwulan 1

Angga Laraspati - detikFinance
Rabu, 03 Mei 2023 13:10 WIB
bank bjb
Foto: Dok. bank bjb
Jakarta -

bank bjb melaporkan kinerja sepanjang triwulan pertama 2023 tetap terjaga. Sampai dengan 31 Maret 2023, secara konsolidasi beserta anak perusahaan, pertumbuhan kredit dan pembiayaan tumbuh sebesar 10,8% menjadi Rp 116,45 triliun year on year (YoY).

Dalam paparan Analyst Meeting 1stQ 2023, Direktur Utama bank bjb, Yuddy Renaldi, menyampaikan dari sisi kinerja keuangan dan bisnis, pertumbuhan bisnis bank bjb di awal tahun 2023 berfokus mengambil langkah yang lebih selektif untuk menjaga yield yang memadai.

Kondisi keuangan tersebut didukung berbagai perbaikan di sektor kredit. Bisnis konsumer bank bjb menyumbang sebagian besar porsi penyaluran kredit yang dilakukan terus bertumbuh dengan tingkat Non Performing Loan (NPL). Kredit konsumer tumbuh 5,8% year on year menjadi Rp 66,2 triliun yang merupakan segmen dengan porsi terbesar, 61,1% terhadap total kredit yang disalurkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disampaikan Yuddy, permintaan untuk segmen KPR juga bertumbuh khususnya pada KPR bersubsidi, sehingga mendorong pertumbuhannya sebesar 16,3% year on year menjadi Rp 9,4 triliun. Adapun untuk tahun 2023 bank bjb memperoleh kuota FLPP sebanyak 8.000 unit.

Yuddy menuturkan dari sisi makro konsumsi masyarakat diperkirakan semakin kuat dengan terus naiknya mobilitas, membaiknya keyakinan konsumen, dan meningkatnya daya beli seiring dengan penurunan inflasi.

ADVERTISEMENT

"Hal ini menjadi sinyal positif terhadap kondisi perekonomian Indonesia, termasuk bisnis bank bjb yang memiliki fokus utama pada segmen konsumer," ucap Yuddy dalam keterangan tertulis, Rabu (3/5/2023).

Yuddy menuturkan hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia pun menunjukkan optimisme terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Diproyeksikan, pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2023 sebesar 10,4% year on year. Optimisme tersebut didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit.

Menurut Yuddy, faktor suku bunga menjadi tantangan bagi sektor perbankan, karena dampak dari kenaikan suku bunga acuan yang sudah naik sebesar 225 basis poin sejak pertengahan tahun 2022.

Oleh karenanya bank bjb fokus dalam mendorong pendapatan lainnya melalui produk layanan berbasis fee based income, ekosistem digital, produk layanan berbasis teknologi dan wealth management.

Mengimbangi kebijakan suku bunga acuan yang terus mengalami kenaikan untuk mengantisipasi tekanan inflasi yang ada, bank bjb pun melakukan manajemen agar likuiditas tetap ample dengan biaya dana yang manageable, sehingga lebih efisien dalam biaya dana.

Menurut Yuddy, suku bunga kredit yang diberikan perlu terus mengikuti perkembangan kondisi pasar yang ada dengan melakukan repricing untuk menjaga margin yang sehat. Namun demikian implementasinya dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kemampuan bayar debitur dan menjaga kualitas kredit tidak menjadi NPL atau kredit macet.

Sementara itu, sektor UMKM tumbuh 10,3% menjadi Rp 6,8 triliun. Didorong oleh penyaluran mikro langsung oleh bank yang tumbuh dengan baik sebesar 20% year on year, termasuk didalamnya penyaluran KUR dengan bank bjb tahun ini diberikan kuota sebesar Rp 3 triliun.

Untuk sektor Commercial & Corporate mengalami growth driver dengan pertumbuhan 14,7% menjadi Rp 16,4 triliun untuk corporate dan 34% menjadi Rp 9,4 trilliun untuk commercials yang bersumber dari anchor client government related party, BUMN dan Top Tier Corporate.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

Sepanjang sisa tahun 2023 ini, ekspansi pada segmen corporate dan commercial akan dilakukan secara selektif dengan melihat suku bunga yang diberikan untuk menjaga kualitas dan yield kredit pada level yang sehat untuk mengimbangi tekanan biaya dana.

Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan pertama tahun 2023 tumbuh 1,2% menjadi Rp 129,8 triliun. Kemudian, total aset tumbuh 5% year on year menjadi Rp 175,9 triliun. bank bjb juga mencatatkan laba Rp 446 miliar dengan laba setelah pajak sebesar Rp 366 miliar secara konsolidasian.

Yuddy optimis kinerja bank bjb hingga akhir tahun akan semakin baik, dengan proyeksi pertumbuhan pada level 11% - 12% untuk kredit. Porsi kredit dengan yield yang lebih tinggi akan diutamakan untuk mengimbangi tekanan biaya dana.

"Kami melihat ruang pertumbuhan untuk penyaluran kredit masih cukup baik didukung dengan berbagai kebijakan yang ada untuk mendorong pemulihan ekonomi, meski masih terdapat tekanan pada biaya dana," imbuh Yuddy.

bank bjb terus memperluas bisnis, antara lain memperkuat jaringan hybrid offline dan online channels. Saat ini, bank bjb memiliki 926 jaringan fisik dan 1.883 terminal perbankan elektronik terus kami pertahankan.

Ekosistem digital bank bjb terus bertumbuh pesat dengan jumlah pengguna DIGI Mobile apps user sebanyak 1,38 juta user atau tumbuh 103% dibandingkan tahun sebelumnya dan QRIS merchant sebanyak 945,9 ribu merchant, tumbuh 70,8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Layanan hybrid online-offline tersebut saat ini tersebar di 14 Provinsi di Indonesia. Pengembangan di provinsi-provinsi lainnya dijalankan melalui 'Kelompok Usaha Bank' yang bersinergi dengan BPD-BPD setempat.

Disampaikan Yuddy, saat ini Bengkulu dan Sulawesi Tenggara merupakan dua provinsi terdekat yang sedang berproses menjadi provinsi ke 15 dan 16 untuk cakupan operasional secara grup.

Aksi korporasinya untuk Bank Bengkulu saat ini tengah berproses untuk setoran modal kedua dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp 150 miliar yang apabila berjalan dengan lancar seluruh proses akan dapat rampung dalam waktu dekat..

Mengenai Kelompok Usaha Bank, bank bjb telah memperoleh persetujuan dari RUPS Bank Bengkulu untuk menjadi pemegang saham pengendali bersama sama dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu dan akan melakukan setoran modal tahap kedua, sebanyak-banyaknya Rp 150 miliar dengan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan terlebih dahulu.


Hide Ads