Data OJK: Kredit Perbankan Tembus Rp 6.445 T

Data OJK: Kredit Perbankan Tembus Rp 6.445 T

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 05 Mei 2023 23:00 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi.Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kredit perbankan pada Maret 2023 tumbuh 9,93% yoy menjadi Rp 6.445,5 triliun. Namun persentase pertumbuhan itu turun dari pertumbuhan bulan sebelumnya 10,64% di Februari 2023.

"Pertumbuhan ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh sebesar 11,40% yoy, sementara kredit modal kerja dan konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 9,52% dan 9,20%. Secara mtm, kredit perbankan naik 1,10% atau naik Rp 70,14 triliun," jelas Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Rae, dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/5/2023).

Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Maret 2023 tercatat melandai dengan tumbuh 7% yoy lebih rendah dari Februari 8,18% menjadi Rp 8.005,6 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Utamanya didorong penurunan pada giro," jelasnya.

Likuiditas industri perbankan pada Maret 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 128,87% (Februari 2023: 129,58%) dan 28,91% (Februari 2023: 29,09%), jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50% dan 10%.

ADVERTISEMENT

Kemudian, risiko kredit melanjutkan penurunan dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,72% dari Februari 0,75% dan NPL gross 2,49% dari Februari 2,58%. Di sisi lain, kredit restrukturisasi COVID-19 kembali mencatatkan penurunan sebesar Rp 22,28 triliun menjadi Rp 405,42 triliun dengan jumlah nasabah juga menurun menjadi 1,83 juta nasabah dari Februari 1,93 juta nasabah.

"Risiko pasar juga menurun ditinjau dari Posisi Devisa Neto (PDN) tercatat sebesar 1,44% (Februari 2023: 1,47%), jauh di bawah threshold 20%," lanjutnya.

Di sisi profitabilitas, secara umum peningkatan laba bank triwulan I 2023 disebut masih sejalan dengan proyeksi Rencana Bisnis Bank 2023 yang terutama didorong oleh pertumbuhan kredit dan fee based income serta perbaikan kinerja surat berharga. Selain itu, pertumbuhan ini juga seiring dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai sekitar 5%.

"Sementara, permodalan perbankan masih di level yang solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan 24,69% dari Februari 2023: 25,95%," tutupnya.

(ada/hns)

Hide Ads