Nuriati, 30 tahun, bersyukur menjadi agen BRILink. Dia dan keluarganya mampu bertahan secara ekonomi kendati dihantam pandemi dan kebakaran.
Nuriati atau akrab disapa Vivi merupakan warga Cibubur. Sehari-hari dia bersama suaminya mengais rejeki di pasar tradisional Pasar Minggu, Ragunan, Jakarta Selatan sejak 2016.
Namun, pembatasan aktivitas selama pandemi membuat pelanggannya sebagai kios buah dan sayur berkurang drastis. Ketika pandemi belum pulih sepenuhnya, empat kios yang disewa di pasar tradisional Pasar Minggu mengalami kebakaran. Peristiwa itu terjadi saat lebaran 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lihat saja dindingnya masih gosong seperti ini. Belum tahu kapan akan kembali seperti semula," kata Vivi saat berbincang dengan detikcom, Senin (15/5/2023).
Untuk sementara, Vivi dan pedagang lain di area terbakar berjualan di emperan, tepat di balik dinding yang gosong itu. Lapaknya sederhana, meja kayu dengan atap terpal. Buah dan sayur berjejer di atas lapak itu. Mungkin untuk mengusir lalat atau serangga lain, sebuah kipas angin kecil berputar-putar di lapak itu.
Di dinding yang gosong itu dia menempelkan baliho penanda sebagai agen BRILink. Ia menjalani usaha sampingan itu tak lama setelah menyewa kios di Pasar Minggu pada 2016. Papan nama sebagai agen BRILink juga ada di depan lapak tersebut.
Agen BRILink merupakan perluasan layanan BRI. Bank ini menjalin kerja sama dengan nasabahnya sebagai agen yang dapat melayani transaksi perbankan bagi masyarakat. Transaksi berlangsung real time secara online menggunakan fitur EDC (Electronic Data Capture) miniATM BRI dengan konsep sharing fee.
Saat detikcom menyambangi lapak Vivi menjelang tengah hari, sesekali pembeli datang. Melihat, menunjuk buah atau sayur, menawar harga, dan... deal. Sayur atau buah ditimbang sesuai permintaan, uang dibayarkan atau si pembeli menyodorkan HP untuk menscan kode QRIS.
Di antara pembeli, bahkan lebih sering, adalah sesama pedagang di pasar tradisional Pasar Minggu yang datang ke kios Vivi. Mereka menyetorkan sejumlah uang, ada yang Rp 500 ribu, ada yang Rp 800 ribu, bahkan ada yang Rp 1 juta. Bermacam-macam tujuannya; transfer, membayar cicilan, transfer lagi, dan menabung.
"Maaf ya, ngobrolnya jadi sering terputus. Saya harus melayani mereka yang transfer atau bayar ini itu," ujar Vivi.