Kisah Nuriati: Sempat Jatuh, Kini Tangani Transaksi BRILink hingga Rp 5 M/Bulan

Kisah Nuriati: Sempat Jatuh, Kini Tangani Transaksi BRILink hingga Rp 5 M/Bulan

Femi Diah - detikFinance
Senin, 22 Mei 2023 08:15 WIB
Vivi agen BRIlink di Pasar Minggu
Foto: Femi Diah/detikcom
Jakarta -

Nuriati, 30 tahun, bersyukur menjadi agen BRILink. Dia dan keluarganya mampu bertahan secara ekonomi kendati dihantam pandemi dan kebakaran.

Nuriati atau akrab disapa Vivi merupakan warga Cibubur. Sehari-hari dia bersama suaminya mengais rejeki di pasar tradisional Pasar Minggu, Ragunan, Jakarta Selatan sejak 2016.

Namun, pembatasan aktivitas selama pandemi membuat pelanggannya sebagai kios buah dan sayur berkurang drastis. Ketika pandemi belum pulih sepenuhnya, empat kios yang disewa di pasar tradisional Pasar Minggu mengalami kebakaran. Peristiwa itu terjadi saat lebaran 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lihat saja dindingnya masih gosong seperti ini. Belum tahu kapan akan kembali seperti semula," kata Vivi saat berbincang dengan detikcom, Senin (15/5/2023).

Untuk sementara, Vivi dan pedagang lain di area terbakar berjualan di emperan, tepat di balik dinding yang gosong itu. Lapaknya sederhana, meja kayu dengan atap terpal. Buah dan sayur berjejer di atas lapak itu. Mungkin untuk mengusir lalat atau serangga lain, sebuah kipas angin kecil berputar-putar di lapak itu.

ADVERTISEMENT

Di dinding yang gosong itu dia menempelkan baliho penanda sebagai agen BRILink. Ia menjalani usaha sampingan itu tak lama setelah menyewa kios di Pasar Minggu pada 2016. Papan nama sebagai agen BRILink juga ada di depan lapak tersebut.

Agen BRILink merupakan perluasan layanan BRI. Bank ini menjalin kerja sama dengan nasabahnya sebagai agen yang dapat melayani transaksi perbankan bagi masyarakat. Transaksi berlangsung real time secara online menggunakan fitur EDC (Electronic Data Capture) miniATM BRI dengan konsep sharing fee.

Saat detikcom menyambangi lapak Vivi menjelang tengah hari, sesekali pembeli datang. Melihat, menunjuk buah atau sayur, menawar harga, dan... deal. Sayur atau buah ditimbang sesuai permintaan, uang dibayarkan atau si pembeli menyodorkan HP untuk menscan kode QRIS.

Di antara pembeli, bahkan lebih sering, adalah sesama pedagang di pasar tradisional Pasar Minggu yang datang ke kios Vivi. Mereka menyetorkan sejumlah uang, ada yang Rp 500 ribu, ada yang Rp 800 ribu, bahkan ada yang Rp 1 juta. Bermacam-macam tujuannya; transfer, membayar cicilan, transfer lagi, dan menabung.

"Maaf ya, ngobrolnya jadi sering terputus. Saya harus melayani mereka yang transfer atau bayar ini itu," ujar Vivi.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Menurut keterangan dari perwakilan BRI untuk pendampingan agen BRILink di Pasar Minggu Ahmad Musyfiq A. Vivi merupakan salah satu agen BRILink tersukses di pasar tradisional Pasar Minggu. Dalam sebulan mutasi uang melalui dia mencapai Rp 3-5 miliar.

"Tetapi tidak sejak awal tiba-tiba mutasi transaksinya sebesar itu. Dalam perjalanannya memangs ebesar itu, bahkan beberapa tahun lalu lebih besar lagi, agen BRILink makin banyak dan orang makin melek perbankan," kata Afiq, sapaan karib Ahmad Musyfiq A, yang bertugas di Pasar Minggu selama 1,5 tahun.

"Ibu Vivi memang sosok yang pekerja keras, benar-benar merintis dari awal. Dulu lapaknya empat atau lima dengan ukuran 3x5 meter, tetapi setelah kebakaran sempat satu kemudian menjadi dua," dia menambahkan.

Vivi menyebut sebagai agen BRILink cukup menjanjikan. Bahkan, kini menjadi penghasilan utama bagi keluarganya.

"Kalau pendapatan sebagai agen BRILink, cukuplah setiap bulannya Rp 15-20 juta," ujar Vivi.

Dari pendapatan sebagai agen BRILink dia mengaku bisa membeli rumah, menabung, dll. Sebagai agen BRILink pula, finansial Vivi tidak limbung saat pandemi.

Kendati pembeli yang datang langsung ke lapaknya memang berkurang saat pandemi, tetapi pengguna jasa Vivi sebagai agen BRILink dari sesama pedagang tidak berkurang.

"Pandemi alhamdulillah masih standar (pendapatannya). Memang ada penurunan, tetapi sedikit. Selama pandemi itu agen BRILink yang menjadi tumpuan. Meskipun teman bilang omset menurun, tetapi alhamdulillah saya tidak mengalami," ujar Vivi.

Selamat dari pandemi, kemudian petaka datang sebulan lalu. Salah satu area di pasar tersebut kebakaran. Pengelola pun menutup pasar sehingga sebagian pedagang harus berjualan di emperan.

"Pengaruhnya besar, pendapatan (dari jual sayur dan buah) anjlok karena jual belinya jadi berbeda," kata Vivi.

Untungnya kondisi tersebut tak terlalu berpengaruh terhadap transaksi melalui BRILink. Bedanya dia tak lagi pasif menunggu 'nasabah' melainkan aktif berkeliling mendatangi lapak-lapak mereka.

"Saat mereka melihat wajah saya, mereka tahu kalau agen BRILink tetap buka. Mereka sudah paham, lagi pula kebanyakan adalah pelanggan," dia menjelaskan.


Hide Ads