Seorang wanita menjadi korban pembobolan rekening bank. Ini dialami oleh Deborah Moss seorang pengusaha katering di California yang mengalami kehilangan uang hingga US$ 160 ribu atau setara dengan Rp 2,38 miliar (asumsi kurs Rp 14.900).
Deborah menjadi korban pembobolan rekening saat dia menerima sebuah SMS dari nomor yang mengaku pihak bank yang menginformasikan terkait biaya bulanan kartu debit sebesar US$ 35 per bulan.
Awalnya dia tak menghiraukan pesan singkat tersebut. Hingga akhirnya dia mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku sebagai pegawai Chase Bank, tempat di mana dia menyimpan uang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deborah menyebut pegawai itu mengaku sebagai Barbara. Lalu Barbara menyebut ada dugaan penipuan yang dilakukan oleh Deborah. Karena itu Barbara meminta data-data diri Deborah untuk verifikasi. Kemudian Deborah diminta untuk membacakan nomor yang masuk melalui pesan singkat.
"Saya menuruti dan menyebut angka-angka itu. Dia mengucapkan terima kasih," kata dia dikutip dari cbsnews.com, Sabtu (27/5/2023).
Setiap harinya dalam satu minggu, Barbara terus menelepon Deborah dan menyampaikan ada masalah pada pengiriman kartu. Deborah selalu diminta untuk menyebutkan nomor-nomor yang masuk melalui SMSnya.
Hingga kemudian Deborah mendatangi kantor cabang terdekat. Lalu pegawai bank di kantor itu menyebut jika rekeningnya telah dikuras mencapai US$ 160.000.
"Semua uang saya hilang, tabungan selama 12 tahun yang saya kumpulkan hilang," ujar dia.
Kejadian yang dialami oleh Deborah ini juga banyak dialami oleh orang Amerika. Bahkan pemerintah mencatat kerugian dari pembobolan rekening ini mencapai US$ 8,8 miliar pada 2022 lalu, naik 30% dibandingkan tahun sebelumnya.
Deborah telah melaporkan masalah ini ke pihak kepolisian dan berharap uangnya bisa kembali. Namun harapannya pupus ketika bank menolak pengajuan klaimnya.
Chase Bank menyebut selama investigasi yang dilakukan, bank tidak menemukan upaya perlindungan Deborah untuk rekeningnya sendiri. Bank menyebut tidak akan ada pengembalian uang, karena bank menilai itu murni kelalaian Deborah.
Deborah merasa terpuruk mendengar kabar tersebut. "Duniaku rasanya hancur," ujar dia.
JPMorgan Chase memberikan tanggapan kepada CBS News, mereka menyebut jika akun bank deborah disusupi scammer dan penipu tersebut berhasil mendapatkan informasi rahasia lainnya.
Pihak Chase Bank menyebut telah menghubungi Deborah melalui telepon dan email terkait transfer tersebut. Namun Deborah mengaku tak pernah mendapatkan pesan apapun dari bank.
(kil/eds)