Data BSI Diduga Bocor, Wamen BUMN: Bukan Rahasia Nasabah

Data BSI Diduga Bocor, Wamen BUMN: Bukan Rahasia Nasabah

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 05 Jun 2023 18:21 WIB
(Kika) Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang, Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Hery Gunardi, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Keuangan Panji Irawan dan Corporate Secretary Rohan Hafas sedang  menyampaikan Paparan Kinerja Triwulan IV-2018 di Jakarta, Senin (28/1/2019). Bank Mandiri membukukan mencatat laba bersih Rp25,0 triliun pada akhir 2018 atau tumbuh 21,2% yoy. Kenaikan itu didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 5,28% menjadi Rp57,3 triliun dan kenaikan fee based income sebesar 20,1% menjadi Rp28,4 triliun, sedangkan NPL gross menurun signifikan sebesar 71 bps menjadi 2,75%.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo buka-bukaan soal kebocoran data yang terjadi pada PT Bank Syariah Indonesia atau BSI. Pria yang akrab disapa Tiko itu mengakui ada kebocoran data yang terjadi setelah ada serangan ransomware.

Namun, Tiko menjamin data yang bocor bukan berisi data-data penting dan rahasia milik nasabah. Data yang bocor cuma data operasional yang tidak sampai menyentuh data-data rahasia nasabah.

"Yang bocor data operasional, tapi bukan data yang rahasia nasabah. Ini masih nunggu perkembangannya juga. Tapi, so far datanya itu data operasional, bukan data misalnya tabungan data nasabah. Belum sampai ke sana," ujar Tiko ditemui di Gedung DPR Jakarta, Senin (5/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiko memaparkan data yang bocor kebanyakan merupakan data mengenai aplikasi kredit ataupun data marketing bank.

"Misalnya kayak data operasi kredit, gitu-gitu yang muncul kemarin. Jadi misalnya siapa aja yang ngajuin KPR, kayak gitu-gitu lah," kata Tiko.

ADVERTISEMENT

"Jadi bukan data core banking, data mutasi liabilities, misalnya data mutasi tabungan," tegasnya.

Data-data yang bocor itu, kata Tiko, berasal dari komputer-komputer pegawai di kantor cabang. Menurutnya memang masih banyak sekali komputer yang tergolong kuno di kantor cabang BSI, komputer-komputer ini masih dalam tahap pembaharuan setelah proses merger bank syariah BUMN tersebut.

"PC di cabang-cabang itu lho. Komputer kalau di cabang-cabang lama kan masih PC-PC lama kan. Itu kan masih ada USB, kadang orang masih bisa masukin virus juga dari PC itu. Jadi virus itu bukan cuma masuk dari online, kadang-kadang dia masuk melalui PC-PC tua itu," ungkap Tiko.

"Kita minta dirapikan semua, supaya PC ini diremajakan semua," katanya.

(hal/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads