Wejangan dari Sri Mulyani soal Sektor Keuangan dan Untuk Pengusaha Muda

Wejangan dari Sri Mulyani soal Sektor Keuangan dan Untuk Pengusaha Muda

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 14 Jun 2023 08:00 WIB
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani memaparkan kepada BTN agar senantiasa menjaga kesehatan fundamental keuangannya agar dapat menciptakan nilai tambah dan sinergi ke berbagai institusi/lembaga di ekosistem perumahan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati - Foto: dok. Kemenkeu
Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan sektor keuangan di Indonesia masih dangkal dan belum mampu berkembang cepat. Hal itu dikarenakan banyak aturan yang sudah ketinggalan jaman.

"Sektor keuangan di Indonesia belum mampu berkembang secara cepat dan masih sangat dangkal. Banyak aturan yang sudah tertinggal jaman dengan adanya teknologi baru," kata Sri Mulyani dalam acara Sosialisasi Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) di Brilian Club, Jakarta Selatan, Selasa (13/6/2023).

Bendahara Negara itu menyebut pandemi COVID-19 telah membuat sektor digital teknologi semakin memberikan perhatian sangat besar di bidang sektor keuangan. Untuk itu, pemerintah menghadirkan UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang P2SK yang diklaim sebagai reformasi sektor keuangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Mulyani menyebut sektor keuangan Indonesia saat ini masih hanya didominasi oleh sektor perbankan. Lembaga keuangan non bank disebut masih tertinggal jauh.

"Nggak ada yang salah sih perbankan banyak, tapi itu tidak menggambarkan keseluruhan kebutuhan untuk menciptakan financial intermediary yang makin baik. Jadi lembaga keuangan non bank itu masih tertinggal jauh," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Sri Mulyani, sektor keuangan harus semakin maju untuk mencapai visi Indonesia emas 2045. Begitu juga untuk sektor fintech, dari sisi keberadaan perannya dan literasi dari masyarakatnya harus terus ditingkatkan.

"Jadi kalau mau bicara indikator sukses, pada saat 2045 atau menuju 2045 sektor keuangan harus semakin advance, semakin dalam, makin likuid, makin diverse," tutur Sri Mulyani.

Lihat juga Video 'Belanja Pemerintah Capai Rp 2.400 T di 2024, Dominan untuk Pemilu':

[Gambas:Video 20detik]



Sri Mulyani kasih pesan buat pengusaha muda, apa isinya? Klik halaman selanjutnya

Pesan Sri Mulyani buat Pengusaha Muda

Sri Mulyani memberi pesan bagi pengusaha muda Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian global. Seperti diketahui, saat ini dunia sedang dihadapkan risiko geopolitik dari perseteruan Blok Barat dan Timur.

Menurut Sri Mulyani, pertama yang harus dilakukan seorang pengusaha harus bisa menyesuaikan bisnis model dengan cepat dalam setiap situasi dan keadaan yang tidak pasti seperti sekarang.

"Calibrate your business model. Kalau sekarang Anda menganggap semuanya borderless dan tidak ada, Anda harus tetap menyiapkan kalau seandainya Anda harus independent. Jangan bilang 'nanti lah kita pikirin kalau terjadi', ya nggak akan siap," katanya.

Kedua, Sri Mulyani mengatakan pengusaha muda harus tetap melihat risiko geopolitik sebagai keuntungan. Pasalnya, Indonesia mengadopsi prinsip internasional bebas aktif, di mana Indonesia tidak memihak siapa pun.

"Itu yang kita tidak ingin diombang-ambingkan untuk pilihan. Jadi kita ingin tetap growing, maju, kita mau makin advance tanpa dibatasi oleh pilihan yang membuat kita jadi sangat terkendala," ucapnya.

Ketiga, Sri Mulyani mengingatkan untuk tetap mengedepankan kebijaksanaan dalam berbisnis. Mengingat, anak muda identik dengan adrenalin tinggi namun kerap kelewatan bermain risiko.

"Mau jadi pemimpin perusahaan, legislator, menteri boleh-boleh saja. Asal wisdom sama knowledge itu jadi jangan berhenti belajar juga, jangan nge-push terus nge-gas adrenalinnya saja," imbuhnya.

Berbicara soal kebijaksanaan, Sri Mulyani menitikberatkan penggunaan etika dan kepatutan berbisnis bagi para pengusaha muda Indonesia. Jangan sampai para pengusaha muda dibutakan akan kepentingan pribadi dan mengesampingkan dampaknya bagi masyarakat.

"Jaga dalam hati Anda sense of keadilan dan integrity. Kalau pelaku usaha di Indonesia hanya at all cost, maka Republik Indonesia pasti rusak. Indonesia bisa jadi bagus kalau pengusahanya betul-betul punya interest yang kuat. Saya merasa bahwa value itu penting," tandasnya.


Hide Ads