Mengintip Kinerja Asuransi Jiwa Usai Pandemi COVID-19, Sudah Pulih?

Mengintip Kinerja Asuransi Jiwa Usai Pandemi COVID-19, Sudah Pulih?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 22 Jun 2023 08:56 WIB
Business woman showing insurance document over white desk at office
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/eternalcreative
Jakarta -

Kinerja asuransi jiwa di Indonesia mencatatkan kinerja positif, salah satunya PT Bhinneka Life Indonesia. Pada kuartal I-2023 pendapatan premi naik 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Kami meraih growth yang positif. Kami berupaya menjaga agar growth ini sustain, bahkan bisa lebih baik dari tahun lalu," kata Direktur Utama Bhinneka Life Benny Indra dalam keterangannya, Kamis (22/6/2023).

Benny optimistis meraih pertumbuhan 25% atau lebih besar dari pencapaian tahun lalu yang meraih pertumbuhan pendapatan premi 33% atau menjadi Rp 585,45 miliar (unaudited). Laba perusahaan juga meningkat 133% menjadi Rp 13,96 miliar (unaudited).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RBC Bhinneka Life pun turut meningkat 73% menjadi 350,95% (unaudited), dan total aset meningkat 17% menjadi Rp 1,68 triliun (unaudited) jika dibandingkan dengan periode yang sama 2021. Pada 2022 itu, Bhinneka Life telah membayarkan klaim ke nasabah Rp 753,4 miliar.

Benny menambahkan, industri asuransi belum sepenuhnya pulih setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19. Hal itu disebabkan penjualan tatap muka terhenti.

ADVERTISEMENT

Setelah pandemi usai, industri juga menghadapi kendala dengan berlakunya kebijakan untuk produksi premi Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) atau unit link. Terjadi peralihan produk dan metode pembayaran yang dipilih nasabah. Nasabah memilih ke produk tradisional.

Kondisi itu juga disampaikan Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon. Menurut dia, pendapatan pendapatan industri asuransi jiwa tahun 2022 turun 7,5% yakni menjadi Rp 223 triliun, dari sebelumnya Rp 241,17 triliun.

Dijelaskan, penurunan cenderung disebabkan menurunnya pendapatan premi yang berkontribusi sebesar 86,1% terhadap total pendapatan. "Penurunan pendapatan industri asuransi jiwa sebagian besar dipengaruhi oleh shifting produk dan metode pembayaran premi oleh masyarakat," ujar Budi.

Benny Indra menegaskan, salah satu hal yang menjadi perhatian utama mereka adalah masalah edukasi dan pengetahuan terhadap produk. Edukasi bagi masyarakat perlu dilakukan terus menerus agar masyarakat memiliki pengetahuan yang benar tentang asuransi secara umum dan juga produk-produk asuransi itu sendiri.

Sedangkan, edukasi terhadap tenaga penjual perlu dilakukan secara rutin agar mereka memiliki pengetahuan yang baik dan benar terhadap produk yang akan dijual kepada konsumen. Hal ini penting agar tidak terjadi misselling dan pada akhirnya terjadi perselisihan antara konsumen dan perusahaan asuransi. Hal-hal seperti inilah yang harus dihindari.

Simak Video 'Jokowi: Epidemiolog Takut Pemicu Gelombang Ketiga di Natal-Tahun Baru':

[Gambas:Video 20detik]



(ara/ara)

Hide Ads